Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pembangunan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak Dinilai Merusak Lingkungan dan Tambak Warga

Pembangunan tol tanggul laut Semarang-Demak dinilai akan merusak lingkungan dan mengancam tambak warga.

18 Januari 2024 | 07.14 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Proyek pembangunan tol tanggul laut Semarang-Demak. simpulkpbu.pu.go.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Semarang - Koalisi Maleh Dadi Segoro mengidentifikasi dampak sosial dan ekologis Pembangunan tol tanggul laut Semarang-Demak. Proyek strategis nasional atau PSN tersebut diklaim pemerintah sebagai solusi banjir di wilayah Kota Semarang dan Kabupaten Demak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini tol tanggul laut Semarang-Demak masih dalam proses pembangunan. Namun, koalisi telah mencatat sejumlah dampak yang ditimbulkan. “Resiko banjir di wilayah pesisir akan semakin parah dengan penutupan lima sungai yang direncanakan untuk tol tanggul laut Semarang-Demak,” ujar perwakilan Koalisi Maleh Dadi Segoro, Iqbal Alghofani, Rabu, 17 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, pembangunan tol tanggul laut juga dinilai akan berdampak pada 46 hektare kawasan hutan mangrove. Serta menyebabkan hilangnya sejumlah mata pencaharian warga. “Petambak udang dan kepiting di sepanjang wilayah pesisir Semarang-Demak karena berkurangnya kawasan hutan bakau dan pembebasan lahan tambak,” katanya.

Tambak milik warga juga diprediksi akan tak bisa dialiri air laut lantaran terhalang tanggul. Berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan warga. Keberadaan tanggul dinilai akan menghambat mobilitas warga pesisir dengan laut.

Sementara keberadaan tanggul laut disebut akan mengalihkan arus laut mengarah ke timur. Sehingga memperparah abrasi di pesisir yang berada di luar kurva tanggul. “Menyebabkan sumur-sumur air tawar di daerah timur TTLSD mengalami intrusi air tawar, ini artinya adalah berkurangnya sumber-sumber air tawar di wilayah timur,” sebut dia.

Tol tanggul laut juga dinilai akan memperparah penurunan muka tanah di pesisir Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Pasalnya pembebanan dari konstruksi tol tanggul laut serta kendaraan yang bakal melintasi.

Sejumlah desa yang sebelumnya tak pernah direndam banjir rob kini mulai dilanda meski tol tanggul laut masih dalam proses pembangunan. Hal itu seperti terjadi di Desa Sidogemah Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.

Iqbal menyebut, dampak pembangunan tol tanggul laut Semarang-Demak semakin dirasakan oleh kelompok rentan. “Secara kumulatif, dampak dari pembangunan TTLSD, paling dirasakan oleh kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak dan lansia,” katanya.



Agung Sedayu

Agung Sedayu

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus