Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah sudah mengirimkan tim lobi tingkat tinggi ke Washington DC Amerika Serikat, untuk menghadapi kebijakan tarif impor Trump yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Tarif yang dinamakan Reciprocal Tariffs atau tarif resiprokal ini akan mulai berlaku pada 9 April 2025, dengan Indonesia menjadi salah satu negara yang dikenakan tarif tinggi, yakni sebesar 32 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menyatakan bahwa tim negosiator dikirim untuk berunding langsung dengan pemerintah AS. “Pemerintah mengirimkan tim lobi tingkat tinggi untuk bernegosiasi dengan pemerintah US (United States),” ujar Hasan dalam keterangan tertulis, Jumat, 4 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemerintah saat ini tengah menghitung dampak kebijakan tersebut terhadap perekonomian nasional. Sebagai langkah awal, pemerintah mulai menyederhanakan regulasi agar produk Indonesia lebih kompetitif di pasar global.
Sementara itu, Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi PCO, Noudhy Valdryno, mengatakan bahwa Presiden Prabowo telah menyiapkan tiga gebrakan besar dalam menghadapi gejolak kebijakan global, termasuk tarif Trump. Ketiga langkah itu adalah memperluas mitra dagang Indonesia, mempercepat hilirisasi sumber daya alam, dan memperkuat resiliensi konsumsi dalam negeri.
“Dalam menghadapi tantangan global, termasuk kebijakan tarif baru Amerika Serikat, Presiden Prabowo menunjukkan ketajaman melihat dinamika geopolitik. Pemahaman mendalam tentang hubungan internasional dan perdagangan global menjadi kekuatan utama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia,” kata Noudhy dalam keterangan resmi tertulis PCO, 3 April 2025.
Dalam pidato di Majalengka, Senin, 7 April 2025, Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia akan menjalin negosiasi dengan AS untuk mencari hubungan dagang yang adil dan setara. “Kita akan menyampaikan kita ingin hubungan yang baik, hubungan yang adil, hubungan yang setara, resiprokal. Jadi, apa yang mereka minta masuk akal, wajib kita hormati,” ujar Prabowo.
Namun, proses negosiasi diwarnai tantangan diplomatik. Jabatan Duta Besar RI untuk AS kosong sejak Rosan Roeslani ditarik pulang ke Tanah Air pada Juli 2023. Rosan kini menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi.
Kekosongan ini dikhawatirkan akan memperlemah komunikasi bilateral. Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mendesak agar posisi tersebut segera diisi. “Hemat saya, ini tidak bagus. Makanya, harus segera dipilih figur untuk mengisi kekosongan ini,” tegasnya.
Presiden Trump merilis kebijakan tarif resiprokal pada 2 April 2025, dengan menyasar sejumlah negara Asia. Indonesia dan Taiwan dikenakan tarif 32 persen, sementara Singapura hanya 10 persen, dan Kamboja tarif tertinggi. Dalam rilis resmi Gedung Putih, alasan pengenaan tarif impor pada Indonesia termasuk tarif etanol yang tinggi dan kebijakan parkir Devisa Hasil Ekspor (DHE) sumber daya alam.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Presiden Prabowo telah menginstruksikan kabinet untuk menyusun strategi menghadapi tarif impor tersebut. Langkah yang diambil meliputi deregulasi Non-Tariff Measures (NTMs), menjaga daya saing ekspor, dan menarik investasi.
Airlangga menambahkan bahwa produk ekspor utama Indonesia yang akan terdampak antara lain elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, palm oil, karet, furnitur, udang dan produk-produk perikanan laut. Pemerintah pun akan menghitung dampak langsung tarif terhadap sektor-sektor tersebut dan mengupayakan mitigasi dampaknya. “Hal ini juga sejalan dalam upaya meningkatkan daya saing, menjaga kepercayaan pelaku pasar dan menarik investasi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
“Pemerintah akan terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah AS dalam berbagai tingkatan, termasuk mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC,” ujarnya. Airlangga juga menekankan komitmen pemerintah menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar Rupiah, serta memastikan likuiditas valas tetap terjaga.
Eka Yudha Saputra dan Ilona Estherina turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Airlangga Ungkap Gejolak Pasar Uang Dunia Imbas Tarif Trump