Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pengrajin tahu tempe di Komplek KOPTI Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, memulai kembali produksi, setelah sempat mogok hingga 3 Januari 2020. Tapi, mereka masih merasakan kenaikan harga kedelai di pasaran.
Salah satunya yaitu pemilik usaha produksi tahu tempe bernama Aziz, 25 tahun. Beberapa waktu lalu, dia masih membeli kedelai dengan harga Rp 9.100 per kg. Tapi, beberapa hari ini naik menjadi Rp 9.300 per kg. "Iya naik lagi," kata Aziz saat ditemui di lokasi usahanya pada Kamis, 7 Januari 2021.
Harga ini juga jauh lebih mahal dari yang dibeli Aziz sekitar 4 atau 5 bulan lalu, yang masih Rp 6.000 per kg.
Sebelumnya, harga kedelai di pasaran naik dari semula Rp 6.500 menjadi Rp 9.500. Kementerian Perdagangan menyebut penyebabnya adalah harga kedelai internasional yang meningkat, akibat lonjakan permintaan dari Cina ke negara produsen, Amerika Serikat.
Akibat harga kedelai yang melonjak, produsen tahu dan tempe di Indonesia sempat mogok beberapa hari sampai 3 Januari 2020. Di beberapa rumah makan, ada yang tetap menjual tahu tempe dengan harga lebih mahal. Ada juga yang memilih tidak menjual sama sekali.
Akibat situasi ini, Aziz pun akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga jual produknya. Dari semula Rp 500 per satuan tahu, naik menjadi Rp 600 per satuan. Ukuran tahu pun juga dicetak lebih kecil dari biasanya.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Operasi Pasar Harga Kedelai Rp 8.500 per Kg, Mentan: Ini Agenda SOS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini