Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Chairperson KUMPUL, Faye Wongso menekankan pentingnya menciptakan wadah untuk memperkuat ekosistem startup dan ekonomi digital regional. Ia juga berharap ada upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang cara Corporate Venture Capital (CVC) beroperasi antar negara. "Kami membayangkan masa depan di mana co-founder dari negara-negara ASEAN dapat berkolaborasi lebih efektif, memungkinkan proses pendanaan dari investor menjadi lebih lancar," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 10 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya wadah seperti itu sangat dibutuhkan para startup. Forum itu pun bisa membantu para perusahaan rintisan saling belajar dari berbagai negara. "Setiap negara di ASEAN memiliki kekuatan yang unik. Dengan mengukur dampak dan berbagi praktik terbaik, kita dapat saling belajar untuk mempercepat pengembangan ekosistem startup di kawasan ini,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam satu dekade terakhir, pertumbuhan startup berbasis teknologi di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Thailand, menunjukkan prestasi membanggakan. Pada 2022, meskipun masih tergolong negara berkembang, Indonesia dan Thailand berhasil mencatatkan diri sebagai penyumbang startup unicorn terbanyak di kawasan ini, mengikuti Singapura yang berada di posisi pertama. Perkembangan ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, yang diperkirakan akan meningkat 19 persen hingga mencapai $130 miliar pada 2025. Thailand pun diproyeksikan tumbuh 15 persen dengan nilai ekonomi digital mencapai $53 miliar di tahun yang sama (Google, Temasek Holdings, dan Bain & Company, 2022).
Melihat potensi ini, KUMPUL, berkolaborasi dengan Techsauce, perusahaan media dan komunitas dari Thailand yang fokus pada berita teknologi dan bisnis, menggelar Techsauce Global Summit 2024 di Bali pada 25 September 2024. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kemitraan antara Thailand dan Indonesia serta meningkatkan pemahaman tentang peran krusial teknologi dalam membangun ekonomi digital regional yang kokoh di seluruh Asia Tenggara. Fokus utama dari acara ini adalah mendorong kolaborasi antara pemerintah, startup, institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk bersama-sama menghadapi tantangan, merangsang inovasi, dan menarik investasi di berbagai bidang teknologi.
Techsauce Global Summit 2024 menghadirkan 26 pembicara dari berbagai organisasi, mulai dari pemerintahan, startup, korporasi, hingga akademisi. Selain mendapatkan insights menarik, para peserta yang hadir dalam acara ini juga berkesempatan untuk berkoneksi dan membuka peluang kolaborasi dengan startup-startup asal negeri gajah putih yang turut hadir membuka peluang kemitraan.
Techsauce Global Summit 2024 menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas negara dan memperluas akses ke pasar global bagi pelaku industri, baik di dalam maupun luar negeri. Berawal dari fokus pada pengembangan startup tahap awal melalui inkubasi dan akselerasi, KUMPUL kini membantu startup dalam memperluas skala bisnis mereka melalui koneksi strategis dan kerja sama dengan berbagai entitas lintas negara, sebagai bagian dari inisiatif Akses Pasar Global KUMPUL.
Hokky Situngkir, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, membuka forum dengan menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme para tokoh, perintis, penggagas, dan investor untuk berkolaborasi demi kemajuan Indonesia “Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan digital yang pesat, dengan 79 persen penduduk terhubung ke internet Indonesia, KOMINFO berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan dan menjadi katalisator dalam perkembangan ekonomi digital regional, khususnya di Indonesia” ujar Hokky.
CEO Techsauce, Oranuch (Mimee) Lerdsuwankij, menyampaikan hasil observasinya terhadap tren investasi CVC (Corporate Venture Capital) yang belum banyak berinvestasi di negara-negara ASEAN. "Prioritas utama adalah mendorong CVC untuk meningkatkan investasi di startup teknologi ASEAN guna memperkuat ekosistem startup regional. Selain potensi keuntungan finansial, CVC juga mengejar manfaat strategis seperti inovasi, akses ke teknologi baru, dan perluasan jaringan. Oleh karena itu, startup perlu memahami kebutuhan CVC dan menawarkan solusi yang selaras agar dapat menarik investasi dan menjadi mitra strategis," katanya.