Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Perang Dagang AS-Cina Belum Reda, Boeing Mulai Terimbas

Menurut bos Boeing, Cina sudah tidak memesan pesawat selama setahun terakhir, atau sejak perang dagang dimulai.

28 Agustus 2019 | 14.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesawat Boeing 747-800, pesawat resmi perdana menteri dan kaisar Jepang.[JASF/The Drive]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pabrik pesawat terbang Amerika Serikat terbesar, Boeing Co  mulai terimbas oleh perang dagang antara negaranya dengan Cina. Kelanjutan pesanan pesawat dari Cina pun kini bergantung  pada kesepakatan kedua negara untuk mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung selama setahun terakhir ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbicara kepada Reuters di pabriknya di Everett, CEO Boeing, Dennis Muilenburg mengatakan sulit untuk memprediksi kapan kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina tercapai. "Ini sangat menantang," kata Muilenburg seperti dikutip Reuters, Rabu 28 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, Cina sudah tidak memesan pesawat selama setahun terakhir sejak perang dagang dimulai. "Sulit untuk memprediksi apakah kesepakatan dagang akan tercapai," kata Muilenburg. 

Namun Muilenburg optimistis jika pada akhirnya kedua pihak akan menemukan solusi karena kepentingan bersama, dan Boeing akan menjadi bagian dari solusi akhir itu. "Kami berharap bahwa jika ada solusi perdagangan, maka hal itu akan bermanfaat bagi pesanan pesawat," katanya. 

Boeing menyatakan telah mengirimkan lebih dari 25 persen pesawat yang dibuat tahun lalu kepada pelanggan di Cina. Jika perang dagang mereda, diperkirakan akan ada permintaan untuk 7.700 pesawat baru selama 20 tahun ke depan senilai US$1,2 triliun.

Akan tetapi akibat perang dagang AS dengan Cina, yang akan menyalip Amerika Serikat sebagai pasar penerbangan terbesar di dunia dalam dekade berikutnya, telah memperlambat ekonomi global dan memaksa Boeing untuk menjalani tatanan geopolitik selama lebih dari satu tahun. 

Di satu sisi, Boeing telah meningkatkan jejak industrinya di hina karena berupaya untuk meningkatkan penjualannya di atas Airbus di Asia. Di sisi lain, eksekutif bersusah payah untuk menghindari bentrok dengan Presiden Donald Trump yang telah berulang kali mengatakan Amerika Serikat harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi pekerjaan dan teknologi Amerika Serikat.

Para analis mengatakan Cina memperlambat pemesanan pesawat baik dari Boeing maupun Airbus  karena ekonominya goyah. Sehingga maskapai Cina dan menunda keputusan pengadaan pesawat dalam jumlah besar karena menunggu hasil negosiasi perang dagang dengan Amerika Serikat.

BISNIS

 
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus