Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik tipis pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi, 19 Juni 2018. Kenaikan harga emas disebabkan oleh melemahnya pasar saham AS melemah di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 1,6 dolar AS atau 0,13 persen, ditutup pada 1.280,10 dolar AS per ounce. Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra-mitra utamanya telah memicu penurunan di pasar ekuitas. Dow Jones Industrial Average turun 165,10 poin atau 0,66 persen, menjadi 24.925,38 poin pada pukul 16.37 GMT. S&P 500 dan Nasdaq mengikuti penurunan Dow.
Baca: Harga Emas Antam Turun Jadi Rp 647.000 per Gram
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika ekuitas mencatat kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari aset-aset "safe haven" seperti emas sebagai tempat untuk berlindung.
Namun, dolar AS yang lebih kuat menahan kenaikan emas berjangka lebih lanjut. Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, berada jauh di atas 94 pada Senin, 18 Juni 2018.
Baca: Awal Juni 2018, Harga Emas Antam Rp 648.000 per Gram
Federal Reserve AS menaikkan suku bunga utama pada Rabu, 13 Juni 2018 sebesar 25 basis poin dan mengindikasikan dua kenaikan lagi yang akan datang tahun ini daripada satu, memberikan dukungan tambahan terhadap dolar AS.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS naik atau tetap kuat, emas berjangka akan merasakan tekanan dan jatuh.
Selain harga emas, logam mulia lainnya seperti harga perak untuk pengiriman Juli turun empat sen AS atau 0,24 persen, menjadi menetap di 16,44 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Juli turun 3,9 dolar AS atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada 883,90 dolar AS per ounce
ANTARA