Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Lembaga pemeringkat menurunkan posisi obligasi Amerika Serikat.
Investor menilai ada masalah dalam pengelolaan fiskal Amerika Serikat.
Peringkat utang rendah berdampak bunga yang lebih tinggi.
AMERIKA Serikat kehilangan lagi satu simbol penting yang menggambarkan dominasinya di pasar keuangan global. Tepat pada Selasa, 1 Agustus lalu, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan peringkat surat utang Amerika, dari tingkat tertinggi AAA menjadi AA+. Salah satu penyebabnya: Fitch menilai kebiasaan politikus negara adikuasa itu bermain api, nekat mempertaruhkan batas utang sebagai alat negosiasi politik. Ini yang merusak reputasi dan menggambarkan buruknya pengelolaan fiskal Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertempuran politik Partai Republik melawan Partai Demokrat mengenai plafon utang memang selalu berulang. Setiap kali hal itu terjadi, Amerika Serikat terancam jatuh menjadi negara pengemplang utang. Investor di seluruh dunia ikut tersandera pertikaian politik domestik Amerika yang sering tak jelas juntrungannya bagi negara lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terakhir, pergulatan politik Demokrat versus Republik itu terjadi menjelang tenggat habisnya uang pemerintah federal Amerika Serikat pada 1 Juni lalu. Kompromi memang akhirnya tercapai, tapi masalah ini kemungkinan besar akan berulang pada kuartal terakhir tahun ini. Pemerintah Amerika terancam harus menutup sebagian kantor pemerintah federal karena sampai sekarang kedua kubu belum tuntas menyepakati rincian penggunaan anggaran.
Selain itu, Fitch menilai beban utang pemerintah Amerika sudah terlalu tinggi dan akan terus meningkat. Rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto sudah mencapai 122,8 persen per Juni 2023. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang, sekadar contoh, rasio Jerman yang sebesar 65,9 persen. Beban ini bisa makin berat lantaran Presiden Joe Biden masih ingin menambah belanja pemerintah secara agresif untuk memulihkan ekonomi negeri itu.
Konflik politik berpotensi makin meruncing lantaran Partai Republik mengusung paham berlawanan: menginginkan defisit mengempis agar kondisi keuangan pemerintah lebih sehat. Sebetulnya bukan baru kali ini Amerika Serikat mengalami penurunan peringkat. Selain Fitch, ada Moody's dan S&P Global Ratings yang menjadi rujukan pasar global dalam hal peringkat. S&P lebih dulu menurunkan peringkat kredit Amerika pada 2011. Tinggal Moody’s yang masih menyematkan peringkat premium bebas risiko untuk utang pemerintah Amerika.
Kini, menurut data Bloomberg, hanya empat negara yang menyandang peringkat tertinggi dari semua lembaga pemeringkat utama: Australia, Jerman, Swiss, dan Singapura. Menengok pengalaman sebelumnya, ketika S&P menurunkan peringkat Amerika Serikat, hilangnya peringkat premium negara itu tidak berdampak terlalu serius pada pasar keuangan global. Sebab, posisi surat utang pemerintah Amerika di pasar memang sudah sangat dominan.
Investor tak mungkin mengobral surat utang itu hanya lantaran penurunan peringkat. Belum ada alternatif yang bisa menggantikannya. “Keputusan Fitch tidak mengubah fakta yang sudah diketahui investor global. Surat utang pemerintah Amerika Serikat tetap aset paling aman dan likuid di dunia. Lagi pula, secara fundamental ekonomi Amerika kuat,” begitu respons Menteri Keuangan Jannet Yellen.
Bisa jadi Yellen benar. Dominasi dolar Amerika Serikat sebagai mata uang utama dunia dan keutamaan surat utang pemerintah Amerika sebagai wahana investasi memang belum tergoyahkan. Namun sedikit-banyak akan ada dampak dalam jangka panjang. Para analis mengingatkan, langkah Fitch dapat mengurangi basis investor surat utang pemerintah Amerika.
Investor institusional, misalnya, umumnya terikat mandat yang mengatur porsi dana investasi yang harus ditanamkan pada instrumen bebas risiko dengan peringkat tertinggi. Demi memenuhi mandat itu, ada lembaga yang harus memindahkan sebagian dana investasinya dari surat utang pemerintah Amerika yang tak lagi berstatus premium.
Peringkat utang yang rendah juga mengharuskan pemerintah Amerika Serikat menawarkan suku bunga lebih tinggi. Kenaikan bunga ini otomatis akan merambat pula ke surat utang negara-negara lain, terutama negara berkembang, termasuk Indonesia. Agar investor tetap berminat membelinya, pemerintah RI mau tak mau harus mengikuti kenaikan suku bunga jika menerbitkan surat utang di bulan-bulan mendatang. Banyak negara akan ikut tertimpa beban ekstra gara-gara penurunan peringkat Amerika oleh Fitch.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Rontoknya Peringkat Sang Adikuasa "