Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Permainan Unik

Perusahaan pelayaran segan mengangkut semen. permintaan terhadap semen meningkat harga meningkat jauh dari hps. faktor angkutan pun berpengaruh atas kenaikan ini. (eb)

12 April 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PASARAN semen ternyata masih gawat. Harganya tak hanya naik di seputar pabrik semen di Jawa, tapi hampir di semua daerah sulit didapat. Seperti biasa para kontraktor dan konsumen yang merasa terpukul. Di Yogya misalnya, toko bahan bangunan memasang bermacam harga. Semen Gresik Rp 2000 per kantung. Onoda dan Nusantara antara Rp 1850 - Rp 1900. Atau mencapai Rp 200 Rp 350 di atas harga pedoman setempat (HPS). Melihat kenaikan harga ini Menteri Perdagangan dan Koperasi Radius Prawiro, Rabu pekan lalu untuk sementara menyetop pemberian izin ekspor. Tindakan ini diharapkan akan menambah suplai untuk pasaran dalam negeri hingga harga akan turun. Namun kenyataannya harga di pasaran belum banyak berubah. Di Medan, para pedagang menjualnya Rp 2600 per kantung, masih Rp 700 di atas HPS. Asmara Lubis, seorang pemborong di Deli Serdang sampai mengatakan, "kalau begini, pemborong bermodal lemah bisa mampus. "Kelangkaan semen ini membuat program pembangunan di Maluku nyaris lumpuh. Kapal segan mengangkut semen ke Kepulauan Maluku itu. Malahan ke Lampung pun tak ada kapal dari Priok yang mau mengangkut semen karena jaraknya terlalu dekat. J.B. Habibie, Sekretaris Ditjen Perhubungan Laut, mengakui perusahaan pelayaran segan mengangkut semen terutama karena tak terjamin kepastian barang angkutan untuk kembali. Untuk mengatasi itu mulai 7 April, pengangkutan semen ke seluruh Indonesia diatur dengan sistem kontrak jangka panjang, di mana pemerintah diharuskan menyediakan barang untuk diangkut kembali. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kardjono Wirioprawiro beranggapan keenaikan harga semen ini disebabkan spekulasi pedagang yang memperkirakan bakal naiknya harga BBM mulai April. Kata sang Dirjen "Dalam total biaya produksi semen unsur BBM memegang andil 30%." APBN 1980/1981 memang sudah menggambarkan bahwa BBM itu bakal naik. Ini gampang dibaca oleh orang yang bermata jeli. Namun diakuinya keadaan sekarang memang unik. "Permintaan terhadap semen meningkat luar biasa. Banyak kontraktor mengambil langkah pengamanan, ujarnya. Setiadi Dirgo, Wakil Ketua I Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mendukung pendapat itu. Malahan, menurut Setiadi kaum ibu ikut-ikutan membeli semen, padahal rumahnya belum mendesak betul untuk diperbaiki. Akibatnya persediaan menipis dan harga melonjak di tingkat grosir sampai pengecer. Faktor angkutan darat pun ikut mendorong harga itu naik. Bulan Januari ongkos truk dari Cibinong ke Jakarta hanya Rp 40 per kantung. Tapi sejak Pertamina menaikkan 35% harga minyak pelumasnya 1 Februari lalu, ongkos truk naik menjadi Rp 50 per kantung. Dari Jakarta ke Semarang yang semula Rp 200 naik menjadi Rp 245 per kantung. Ada yang menuding kenaikan harga ini karena ulah pabrik senen. Suplai semen berkurang dengan alasan mesin pabrik sedang diperbaiki. Anehnya, perbaikan mesin itu terjadi hampir berbarengan. Dua minggu sebelum pabrik Semen Tonasa dan Indarung II diresmikan Presiden, kedua pabrik itu mengalami kerusakan. Sesudah itu, pertengahan Februari pabrik semen Nusantara di Cilacap pun mengalami perbaikan yang memakan waktu hampir 10 hari. "Itu menimbulkan kesan seolah-olah semuanya telah diatur untuk menekan pemerintah agar menaikkan HPS," kata sebuah sumber TEMPO. Namun pihak Deperdagkop menegaskan "Dalam waktu dekat ini tidak akan menaikkan HPS," kata Kardjono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus