Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pertamina Investigasi Pemicu Gelembung Gas di Anjungan Laut Jawa

PT Pertamina tengah melakukan investigasi awal terkait sebab gelembung gas di anjungan sumur YYA-1 di Laut Jawa.

25 Juli 2019 | 21.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Direktur Utama Pertama Dwi Soetjipto meninjau anjungan lepas pantai PHE 24 saat peresmiannya di Lepas Pantai Perairan Madura, 12 Oktober 2016. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina tengah melakukan investigasi awal terkait penyebab munculnya gelembung gas di anjungan Laut Jawa. Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu menduga awal tumpahan minyak tersebut terjadi karena kebocoran gas yang menimbulkan gelembung gas di sumur minyak dan gas lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami masih lakukan investigasi mendalam. Bisa kami sampaikan bahwa gas yang dari permukaan inilah yang menyebabkan," kata  Dharmawan saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, 25 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan, ada indikasi terjadi anomali tekanan pada pengeboran sumur YYA-1 sehingga menyebabkan munculnya gelembung gas diikuti oil spill. Kebocoran gas tersebut kemudian berdampak pada terjadinya pergeseran pondasi anjungan. "Sehingga itu mengakibatkan terjadinya tumpahan minyak dan terbawa arus pantai terdekat," ujar Dharmawan.

Dharmawan menjelaskan, rangkaian peristiwa tersebut bermula pada 12 Juli 2019. Bermula pada pukul 01.30 WIB ketika melakukan kegiatan korporasi muncul gelembung gas di anjungan YYA-1 yang terletak di wilayah operasi offshore ONWJ.

Kemudian, pada 14 Juli sekitar pukul 22.40 WIB, Dharmawan menuturkan, seluruh pekerja yang berada di seluruh anjungan dan sekitar area tersebut dievakuasi ke tempat yang aman. Selanjutnya, PHE ONWJ menyatakan keadaan darurat dengan mengirim surat kepada Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas dan Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral pada hari berikutnya.

Dharmawan mengungkapkan, pada 16 Juli 2019 mulai terlihat ceceran lapisan minyak di permukaan laut  sekitar anjungan Pertamina Hulu Energi ini. Adapun gelembung gas juga masih terus terjadi.

EKO WAHYUDI

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus