Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pertolongan Untuk BPA

BI memberikan kredit khusus untuk mengatasi kekeringan BPA. Kini para deposan tidak lagi merasa cemas karena keselamatan uang mereka dapat terjamin. (eb)

17 November 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BADAI sudah berangsur pergi dari tubuh BPA (Bank Perkembangan Asia). Lebih dari 100 pemilik deposito, setiap harinya, kini bisa meminta bunga atas simpanan mereka dengan tenang di kantor pusat BPA, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat. Tak ada lagi perasaan cemas merongrong mereka sesudah Bank Indonesia, pada pertengahan Oktober, masuk ke lembaga keuangan swasta itu - dengan mengambil alih semua kewajibannya. BI, sebagai sumber peminjaman paling akhir, tak tanggung-tanggung memberikan kredit khusus Rp 5 milyar untuk mengatasi kekeringan BPA. Dengan dana inilah bank swasta nasional itu berusaha memenuhi semua kewajiban lancarnya pada nasabah dan pemilik uang, yang ingin mengambil dana giro ataupun bunga depositonya. Mungkin karena jumlah dana terbatas, direksi baru bank itu masih belum memperkenankan pemilik uang menarik depositonya, terutama yang belum jatuh tempo. Apa boleh buat, daripada tak bisa menarik uang sama sekali, para pemilik dana mau tak mau tunduk juga mengikuti ketentuan itu. Selama deposan bisa menunjukkan bukti-bukti cukup, bunga atas simpanan dana itu jika sudah jatuh tempo bisa diambil. Hingga awal pekan ini, pihak Bank Sentral, yang secara terus-menerus memonitor keadaan bank itu, belum menerima keluhan nasabah dan deposan yang merasa sulit mengambil haknya. Intervensi pihak otoritas moneter tentu tak akan pernah terjadi, bila saja direksi BPA menjalankan secara benar dan sehat praktek perbankan. Kata seorang pejabat BI, ada indikasi bahwa sebagian besar pinjaman yang diberikan bank itu, ternyata, diserap oleh perusahaan milik pemegang saham terbesar di situ. Siapa lagi kalau bukan Lee Dharmawan d/h Lie Tjeng Kiat. Lee, yang juga jadi salah satu direktur di situ, menggunakan kredit dari banknya ini untuk membeli tanah di Slipi, Jakarta Barat. Kalau saja keadaan moneter tenang sepanjang tahun, usaha spekulatif yang sangat berani itu jelas akan mengeduk keuntungan lumayan besar. Sayang, pada awal September itu, BI mengocok kurs tengah dolar hingga menyebabkan banyak bank, yang tergantung pada dana jangka pendek di pasar uang, tunggang langgang dibuatnya. Posisi BPA sendiri, sesungguhnya, cukup mantap. Dana pihak ketiga (deposito, giro, dan tabungan) yang bisa dihimpunnya pada Juni sebelumnya berjumlah Rp 33 milyar. Hampir Rp 31 milyar dari dana itu kemudian dipinjamkannya kepada nasabah. Sampai bulan itu, tidak tampak tanda-tanda bank ini memaksakan diri meminjamkan kredit secara berlebihan kepada nasabah, dengan menggantungkan pada dana antarbank. Tapi itulah soalnya: kenaikan kurs tengah sembilan point dalam dua hari transaksi di awal September itu menyebabkan pemilik dana ikut panik. Mereka lalu beramai-ramai menarik deposito, kendati belum jatuh tempo. Rush luar biasa itu, tentu saja, menyebabkan semua dana BPA terkuras. Tanah milik Lie Tjeng Kiat, sayang, tidak bisa cepat-cepat dicairkan. Intervensi BI tak bisa dielakkan. Soejoto, dari Bank Sentral, ditunjuk sebagai direktur utama baru. Selain bertanggung jawab melayani semua kewaJiban bank kepada nasabah, direksi baru itu juga harus memikirkan pengerahan dana baru, supaya tidak selalu tergantung pada BI. "Kini suku bunga depositonya agak rendah," ujar Soejoto kepada koran Jawa Pos. Artinya, pemilik rupiah kini tidak bisa lagi menikmati bunga deposito 2% sebulan. Kendati bunganya rendah, jaminan dan keselamatan uang itu kini cukup tinggi. Sebab, BI berada di belakangnya. Sampai kapan? "Yang penting, sekarang konsolidasi ke dalam dulu. Kalau sudah sehat, pengalihan manajemen bisa dibicarakan," ujar seorang pejabat teras BI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus