Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Surat Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) itu tiba di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis siang pekan lalu. Saat itu pukul 14.15. Direktur Utama BEI Ito Warsito sedang berapat di luar kantor. Ketika kembali pukul 15.00, dia langsung membaca surat itu. Isinya membuatnya tersenyum lebar: dia terpilih kembali menjadi pemimpin bursa 2012-2015. "Kami akan mengumumkan di situs bursa besok (Jumat pekan lalu)," kata Ito.
Salah satu pesaing Ito, Harry Supoyo, belum mendengar kabar apa pun hingga Kamis sore. "Memang keputusannya hari ini? Saya belum tahu," ujar Presiden Direktur PT Mandiri Sekuritas itu. Menjelang tengah malam, setelah memastikan kabar kemenangan Ito, barulah Harry berkomentar, "Insya Allah, siapa pun yang mendapat amanah untuk memimpin bursa adalah orang-orang terpilih yang terbaik bagi pasar modal kita."
Kubu Edgar Ekaputra dari Danareksa Securities juga mengaku tidak mendapat bocoran hasil pilihan Bapepam-LK. Tapi, jika tidak terpilih, Direktur Utama Danareksa itu mengatakan, "Artinya, yang memilih memang tidak memerlukan orang seperti saya."
Pemilihan jajaran direksi bursa efek sudah ramai dibicarakan sejak awal tahun. Ito dan Harry sudah sibuk mengumpulkan dukungan, kendati waktu masih tiga bulan sebelum hari pendaftaran calon Direktur Utama BEI pada 2 Mei 2012. Adapun Edgar baru ikut meramaikan perebutan kursi sekitar pertengahan April.
Pada tahun-tahun sebelumnya, direksi bursa dipilih oleh anggota bursa. Tapi kali ini penentuan Direktur Utama BEI dilakukan oleh Bapepam-LK. Ketiga kandidat harus menyiapkan paket calon direktur utama dan jajaran direksinya. Bapepam-LK bisa saja membongkar-pasang paket itu.
Paket pertama dipimpin oleh Ito. Dia membawa serta Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Hoesen, Direktur Utama PT Reliance Securities Tbk Hosea Nicky Hogan, Direktur PT DBS Vickers Securities Indonesia Hamdy Hassyarbaini, Direktur Utama PT BNI Securities Jimmy Nyo, Direktur Utama PT Trust Securities Anita, dan mantan Direktur PT CIMB-GK Securities Indonesia Sean William Henley.
Edgar menawarkan komposisi Direktur PT OSK Nusadana Securities Hendra Iskandar Lubis, Kepala Divisi BEI Kristian S. Manullang, Kepala Divisi BEI Yakobus Isharsaya, Komisaris PT Universal Broker Patricius Sendjojo, Direktur PT Evergreen Capital Rudy Utomo, dan Direktur PT Trimegah Securities Adrian Rusmana.
Adapun paket Harry terdiri atas Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia Jose Rizal, Direktur Utama PT Merrill Lynch Indonesia Lily Widjaja, Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Efek Bapepam-LK Samsul Hidayat, Direktur Pengembangan BEI Frederica Widyasari Dewi, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Uriep Budhi Prasetyo, serta Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Resiko BEI Adikin Basirun.
Harry semula disebut sebagai calon kuat untuk memimpin bursa. Paket yang dia tawarkan ada unsur direksi BEI dan Bapepam-LK. Dia juga mendapat dukungan dari sebagian besar anggota bursa.
Direksi bursa yang akhirnya terpilih dari paket Ito adalah Hoesen, yang akan menjabat Direktur Penilaian Perusahaan BEI, serta Hamdi Hassyarbaini sebagai Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia. Direktur lain berasal dari paket Harry, yaitu Uriep, Adikin, dan Frederica, yang akan menempati jabatan sebelumnya saat periode kepemimpinan Ito. Hanya Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI yang dipercayakan kepada Samsul Hidayat.
Ketua Bapepam-LK Nurhaida mengatakan banyak pengembangan infrastruktur baru yang akan diimplementasikan di bursa seperti data warehouse dan single investor ID. "Ini adalah periode pertama penerapan infrastruktur, maka harus ada orang yang benar-benar paham," ujarnya. Untuk mengurangi risiko kegagalan, dia memutuskan memilih kandidat petahana. "Saat diwawancarai pun mereka yang bisa menjawab dengan lancar," Nurhaida menambahkan.
Analis dari Aspirasi Indonesia Research Institute Yanuar Rizky berpendapat hasil pemilihan itu merupakan kompromi antara kubu Ito dan Harry. Pada akhirnya, kata Yanuar, pasar modal Indonesia tidak akan ada perubahan.
Eka Utami Aprilia, Sutji Decilya, Jayadi Supriadin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo