Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PLN Bayar Utang, Arus Kas Pabrikan Kabel Normal Lagi

Ketua Umum Apkabel Noval Jamalullail mengatakan PLN sudah membayarkan sekitar 90 persen utang ke pabrik kabel listrik.

15 Desember 2020 | 08.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah petugas PLN melakukan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) penggantian ikatan kabel A3CS di isolator yang "flash over" di kawasan Tenau, Kupang, NTT, 21 Juli 2017. ANTARA/Widodo S Jusuf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Kabel Listrik Indonesia (Apkabel) menyatakan piutang pabrikan kabel listrik di PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah berkurang signifikan. Melonjaknya nilai utang PLN ke pabrikan kabel mengubah strategi permintaan kabel dari PLN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Umum Apkabel Noval Jamalullail mengatakan PLN sudah membayarkan sekitar 90 persen utang ke pabrik kabel listrik per Desember 2020 terkait dengan proyek ketenagalistrikan 2019-2020. Hal tersebut membuat arus kas industri kabel listrik saat ini kembali normal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pada 2020 dibayar utang-utangnya dan 2021 (permintaan kabel listrik oleh PLN) akan sesuai dengan keuangan yang ada," kata Noval, Senin, 14 Desember 2020. Noval menyatakan permintaan kabel listrik oleh PLN pada tahun depan akan menyesuaikan dengan likuiditas PLN.

Pasalnya, tingginya volume permintaan pada 2019 tidak dibarengi dengan kemampuan likuiditas PLN. Alhasil, PLN menangguhkan pembayaran kepada pabrikan. Oleh karena itu, siklus keuangan pabrikan pun menjadi panjang pada 2019-2020 dari setiap 3 bulan menjadi sekitar 6-8 bulan.

Noval menyatakan perubahan skema penghitungan permintaan tersebut akan membuat volume permintaan kabel listrik oleh PLN pada 2021 belum akan tumbuh. Dengan kata lain, volume permintaan kabel listrik oleh PLN maksimal akan 75 persen dari realisasi 2019.

Selain itu, Noval menilai perubahan skema permintaan tersebut akan membuat prediksi permintaan akan lebih akurat. "Pada 2021, mereka (PLN) akan lebih selektif, supaya cash flow (PLN) stabil."

Noval menyampaikan PLN mendominasi serapan industri kabel listrik sekitar 70-80 persen yang digunakan untuk transmisi dan distribusi energi dari pembangkit listrik. Adapun, 20-30 persen produksi industri dialokasikan untuk diserap sektor swasta.

Seperti diketahui, industri kabel listrik lokal memiliki kapasitas produksi kabel transmisi listrik bawah tanah berkapasitas 50Kv-150Kv (Kilovolt) sepanjang 3.420Km per tahun. Adapun, permintaan kabel listrik layang berkapasitas 150Kv-500Kv untuk mentransmisikan daya dari pembangkit listrik ke gardu mencapai sekitar 64.400Km pada 2019.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus