Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PLN Bilang Siap Jalankan Kebijakan Peningkatan Penggunaan EBT

Salah satu upaya yang dilakukan PT PLN adalah dengan melakukan Co-Firing PLTU yang ada menggunakan biomassa, seperti yang dilakukan di PLTU Suralaya.

31 Desember 2020 | 21.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura & Bali PLN, Haryanto WS saat kunjungannya ke PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat (UIT JBB), Depok, Rabu 23 Desember 2020. TEMPO/ADE RIDWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) siap menjalankan kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk melakukan transisi energi dengan mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan(EBT).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Melalui semangat transformasi, PLN tidak hanya melakukan pembangunan infrastruktur pembangkit EBT baru, tetapi juga melakukan inovasi dengan mendorong pemanfaatan EBT pada pembangkit eksisting," kata Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam keterangan tertulis, Kamis, 31 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan Co-Firing PLTU yang ada menggunakan biomassa, seperti yang dilakukan di PLTU Suralaya. Co-firing PLTU batubara dengan bahan bakar biomassa adalah upaya alternatif mengurangi pemakaian batubara dengan mengganti sebagian batubara dengan bahan bakar biomassa dengan tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan.

“Program co-firing PLTU dengan biomassa ini merupakan langkah nyata PLN untuk mendorong peningkatan EBT pada bauran energi nasional,” ujarnya.

Khusus di PLTU Suralaya, Co-Firing akan dilakukan secara bertahap, mulai dari penggunaan lima persen biomassa, hingga rencana jangka panjang nantinya PLTU Suralaya diharapkan bisa penuh menggunakan biomassa.

Selain di PLTU Suralaya, Co-Firing juga telah dilakukan uji coba di beberapa PLTU, antara lain PLTU Jeranjang (2x25 MW) dengan pelet sampah, PLTU Paiton (2x400 MW) pelet kayu, PLTU Rembang (2x325 MW) pelet kayu, PLTU Indramayu (3x330MW) pelet kayu, PTLU Tenayan (2x110 MW) dengan cangkang kelapa sawit, PLTU Ketapang (2x10 MW) dengan cangkang kelapa sawit, PLTU Sanggau (2x7 MW) dengan cangkang kelapa sawit, juga PLTU Belitung (2x16,5 MW) dengan cangkang kelapa sawit.

Secara keseluruhan terdapat 114 unit PLTU milik PLN yang berpotensi dapat dilakukan co-firing biomassa. Pembangkit tersebut tersebar di 52 lokasi dengan total kapasitas 18.154 megawatt (MW). Dia berharap Co-Firing dapat meningkatkan bauran EBT secara nasional.

Pada kesempatan itu Menteri ESDM Arifin Tasrif menyambut baik upaya PLN. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan langkah positif dalam dunia pergaulan internasional.

"Itu bagian dari komitmen dunia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan CO2. Negara kita punya target bauran energi 23 persen di tahun 2025. Ini menjadi komitmen nasional ke dunia yang harus kita capai,” kata Arifin.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus