Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PLN Telah Salurkan Stimulus Listrik Rp 1,2 Triliun per Bulan ke Pelanggan

PLN memperkirakan telah menyalurkan stimulus listrik kepada pelanggan sebesar Rp 1,2 triliun per bulan selama pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.

24 September 2020 | 12.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Token listrik gratis dan diskon listrik sudah bisa diakses melalui WhatsApp.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) memperkirakan telah menyalurkan stimulus listrik kepada pelanggan sebesar Rp 1,2 triliun per bulan selama pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.

"Kami memperkirakan kalau untuk stimulus untuk pelanggan 450 VA sampai dengan 900 VA kurang lebih ada di angka Rp 1,2 triliun per bulan," ujar Direktur Capital dan Management PLN Syofvi Felienty Roekman dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis, 24 September 2020.

Syofvi juga menambahkan bahwa stimulus untuk pelaku UMKM karena jumlah pelanggannya tidak begitu banyak, penyalurannya di bawah Rp1 miliar.

"Stimulus ini memang diberikan bulanan, dan selanjutnya PLN akan tagihkan melalui skema subsidi kepada pemerintah," katanya.

Terkait apakah stimulus listrik akan dilanjutkan atau tidak setelah Desember tahun ini, ia mengatakan akan menunggu instruksi selanjutnya dari pemerintah.

"Kami untuk stimulus ini adalah pelaksana, jadi apakah nanti akan diperpanjang atau berakhir pada Desember tahun ini kami akan menunggu instruksi selanjutnya dari pemerintah melalui Kementerian ESDM," ujar Syofvi.

Sedangkan mengenai penjualan kelistrikan, PLN optimistis dan terus berusaha keras untuk tumbuh positif sekitar 0,5 persen pada akhir tahun ini.

"Kami berupaya untuk tetap positif, kami memiliki sejumlah skenario jadi diperkirakan kurang lebih negatif 0,5 persen sampai dengan positif 0,5 persen. Jadi kami berupaya tetap berusaha untuk terjadi pertumbuhan positif 0,5 persen, ini ekspektasi kami dengan segala upaya hingga akhir tahun ini," kata Syofvi.

Menurut dia, beberapa bulan penjualan kelistrikan PLN membaik dan kemungkinan negatifnya tinggal sekitar dua persen saat ini.

Kendati demikian Syofvi juga mengakui bahwa ketika pertama kali pandemi menghantam Indonesia, PLN mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga negatif 10 persen.

"Jadi memang ketika pertama kali pandemi COVID-19 ini terjadi pada 2-3 bulan pertama, permintaan kami turun cukup signifikan hingga negatif turun 10 persen, yang mana ini tidak pernah kami alami dan dampaknya cukup sulit bagi PLN," katanya.

Menurut dia, hal tersebut tidak hanya dialami oleh PLN namun semua perusahaan utilitas di dunia ini mengalami kontraksi signifikan yang sangat drastis.

ANTARA

Baca juga: Ada Diskon, 367 Ribu Pelanggan PLN Daftar Tambah Daya Listrik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus