Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, memprediksikan nilai perdagangan indeks harga saham gabungan atau IHSG di posisi 5.600-5.700. Menurut Bhima, potensi koreksi masih besar setelah sesi perdagangan sebelumnya minus 1,8 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Salah satu faktornya, investor asing terus melakukan perombakan portfolio emiten," kata Bhima saat dihubungi Tempo, Rabu, 9 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bhima berujar, penjualan bersih asing mencapai Rp 2,9 triliun dalam sepekan terakhir. Penyebabnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama 2018 stagnan 5 persen. Ditambah spekulasi bunga acuan Fed Funds Rate naik pada Juni 2018.
"Ekonomi stagnan membuat investor melakukan cut loss," ucap Bhima.
Adapun emiten yang masih kuat adalah komoditas, khususnya perkebunan. Emiten dengan koreksi terdalam adalah konstruksi, perbankan, dan consumer goods.