Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Prabowo Janji Program Susu Gratis, Ekonom: Hati-hati, Ketergantungan Susu Impor Bisa Naik

Rencana Prabowo Subianto membuat program susu gratis berpotensi meningkatkan ketergantungan Indonesia pada susu impor.

5 Januari 2024 | 17.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Relawan TKN Fanta First Voters membagikan susu dan coklat gratis kepada warga di Jalan Thamrin, Jakarta, Jumat, 29 Desember 2023. Pembagian susu yang dilakukan oleh TKN Fanta bidang pemilih muda ini merupakan bagian dari program kampanye pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto mengatakan akan mengimpor 1,5 juta ekor sapi perah untuk merealisasikan program susu gratis. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho buka suara soal ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pertama kita harus membedah dulu dari kebutuhan atau mungkin start-nya dari produksi," ujar Andry saat dihubungi Tempo pada Jumat, 5 Januari 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia melanjutkan, produksi susu segar dalam negeri alias SSDN masih berada di bawah 1 juta ton. Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi susu segar dalam negeri adalah 968,98 ribu ton pada 2022.

"Dengan kebutuhan yang cukup tinggi saat ini, impor susu mencapai kurang lebih 80 persen," ungkap Andry.

Ia menuturkan, kebutuhan susu per kapita Indonesia masih cukup rendah. Selain itu, wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK membuat penurunan produksi susu sekitar 10 persen.

Jika program susu gratis terealisasi, ujarnya, akan ada peningkatan permintaan atau demand susu. Sementara 80 persen susu masih diperoleh dari impor. 

"Saya takutnya impor susu akan semakin besar, akan ada kenaikan dari 80 persen untuk memenuhi janji-janji dari beliau. Itu pasti akan ada importasi susu segar," ujar Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Indef ini.

Ihwalnya, butuh waktu mendatangkan sapi perah dari luar negeri. Menurutnya mendatangkan sapi perah tidak bisa langsung 1,5 juta ekor, tapi secara berkala. 

"Sedangkan program harus tetap jalan. Nah ada time lag (jeda waktu), inilah yang menurut saya akan diisi oleh impor. Ini patut diwaspadai juga," tutur Andry.

Program Susu Gratis

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka berjanji menyediakan program susu, sekaligus makan siang gratis, di sekolah maupun pesantren. Dilansir dari dokumen visi misi keduanya, program ini diyakini bisa membantu mengentaskan stunting.

Prabowo dan Gibran menargetkan program ini menyasar lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada tahun 2029. Pada acara Sarasehan 100 Ekonom Indef November 2023 lalu, Prabowo memperkirakan anggaran untuk program makan siang dan susu gratis mencapai Rp 400 triliun. 

Selain anggaran, salah satu yang disoroti adalah pasokan susu. Teranyar, Prabowo mengakui, kemampuan produksi susu dalam negeri sulit untuk merealisasikan program tersebut. 

"Kalau kita punya kehendak, ya sudah 1, 2, 3, 4 tahun kita beli sapinya (dari luar negeri), kita kembangkan di Indonesia," ujar Prabowo dalam pertemuan di kantor Dewan Pers, Jakarta pada Kamis, 4 Januari 2024.

Ia menjelaskan, dari hitung-hitungan kasar, kemungkinan Indonesia membutuhkan minimal 2,5 juta ekor sapi perah. "Jadi kita mungkin harus impor satu juta atau 1,5 juta sapi dalam 3 tahun," tutur Prabowo.

Menurut Prabowo, sapi perah impor tersebut akan beranak sehingga bisa menjadi 3 juta ekor. "Kira-kira begitu strategi kita. Ini tidak instan, tapi (bisa terwujud jika ada) will-nya, ada kehendak,” tegasnya.

AMELIA RAHIMA | ANTARA

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus