BANYAK orang boleh cemas melihat perkembangan Bursa Efek Jakarta yang lesu berkepanjangan. Tapi kenyataan ini tidak menciutkan nyali PT Argha Karya Prima Industry (AKPI) dari Napan Group. Sebagai produsen kemasan fleksibel terpadu, AKPI akan menjual 16 juta lembar saham baru ke BEJ. Pengumuman penjualan itu dilakukan di Grand Hyatt Hotel, Jumat pekan silam. Hasil penjualan ditargetkan Rp 70 milyar. Direksi AKPI optimistis akan bisa menghimpun dana sebanyak itu, yang 25%-nya akan digunakan untuk membayar utang, sedangkan 75% untuk ekspansi. AKPI, yang berdiri pada tahun 1980 dan sekarang mempekerjakan 1.700 karyawan, menghasilkan Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) Film 22.000 metrikton dan PVC Film 5.000 metrikton per tahun. Menurut Direktur Utama AKPI Ibrahim Risjad, pabriknya selalu bekerja dengan kapasitas penuh. Tingkat penjualannya akhir tahun 1992 ditargetkan Rp 150 milyar. Ekspansinya pun sampai ke Malaysia, berupa sebuah pabrik dengan kapasitas 7.000 metrikton per tahun -- mulai dibangun awal 1993. Investasi di Malaysia itu senilai US$ 32 juta. Dengan berdirinya pabrik di Malaysia, menurut Ibrahim Risjad, perusahaannya adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Karena itu, direksi AKPI juga tidak ragu-ragu untuk menawarkan sahamnya ke calon investor di Singapura, Hong Kong, dan London. Untuk itu, Jardine Fleming, sebagai penjamin pelaksana emisi, diperkirakan tidak perlu bekerja ter lalu keras. Selain pertumbuhan produksinya mencapai 30% per tahun, AKPI juga terjun ke hilir melalui pencetakan, laminasi, metalisasi, dan pembuatan kantong-kantong kemasan yang menggunakan bahan BOPP Film dan PVC Film.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini