INVESTASI asing (1992-1993) di Indonesia merosot tajam, tapi relokasi industri masih jalan terus. Contohnya, Sanyo Electric Co. Ltd. (Jepang), yang telah mengalokasikan dana US$ 50,6 juta untuk membangun pabrik video tape recorder (VTR) dan kompresor di sini. Hasilnya kelak akan diekspor ke Amerika Serikat. Menteri Perindustrian Hartarto meresmikan pabrik VTR itu Rabu pekan silam. PT Sanyo Jaya Components Indonesia (SJCI), penghasil VTR itu, tahun ini menetapkan target ekspor senilai US$ 60 juta, dan tahun depan ditingkatkan menjadi US$ 100 juta. Kapasitas produksi VTR adalah 720 ribu unit per tahun. Sedangkan produk kompresor, yang akan dihasilkan oleh PT Sanyo Kompresor Indonesia, akan mulai berproduksi tahun depan. Semua itu dapat dicapai karena Sanyo, seperti dikatakan oleh Wakil Presiden Direktur SJCI Setiawan Wongsowidjojo, akan terus mengembangkan industrinya di Indonesia. Sebelum itu, Sanyo sudah memiliki tiga pabrik di Indonesia, yang menghasilkan antara lain electronic tuner dan video head. Menurut Hartarto, ekspor barang-barang elektronik dari Indonesia diperkirakan mencapai US$ 560 juta untuk tahun 19921993. Periode berikutnya diharapkan meningkat menjadi US$ 840 juta. Hal ini dimungkinkan karena investasi di bidang elektronik yang berorientasi ekspor semakin bertambah -- kendati suplai listrik masih terbatas. SJCI sendiri terpaksa mengandalkan diesel -- yang memperoleh keringanan bea masuk -- dan bukan listrik PLN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini