Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NAMA Dewan Ekonomi Nasional (DEN) kembali muncul ke permukaan. Lembaga yang menampung para ekonom ini pernah didirikan Abdurrahman Wahid semasa menjadi presiden. Ketika itu DEN diketuai Emil Salim, ekonom senior dan beberapa kali menteri di masa pemerintahan Soeharto.
Namun, Gus Dur pula yang kemudian membubarkan DEN tanpa alasan jelas. Setelah hampir pasti memenangi pemilihan presiden, Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan akan menghidupkan kembali DEN.
Chatib Basri, ekonom dari Universitas Indonesia, memperkirakan di bawah SBY fungsi DEN tak akan berbeda jauh dengan semasa Gus Dur. Perannya sebatas memberi masukan alternatif (second opinion) bagi presiden dan lawan latih tanding (sparring partner) bagi para menteri ekonomi di kabinet.
Di zaman Gus Dur, wakil DEN acap dilibatkan da-lam rapat-rapat kabinet, kendati posisi mereka tak sejajar dengan para menteri. Namun, pemerintah Abdurrahman Wahid praktis tak pernah memakai rekomendasi kebijakan alternatif yang disorongkan DEN.
Faisal Basri, ekonom yang pernah menjadi anggota tim asistensi presiden di masa Gus Dur, mengenang DEN justru sering menjadi sasaran amarah presiden. DEN kerap mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai menyimpang. "Contohnya ketika Dewan Ekonomi dalam kasus penanganan utang kilang petrokimia Chandra Asri di BPPN," kata Faisal.
Kini, belum jelasnya fungsi DEN yang bakal dibentuk SBY membuat spekulasi berkembang ke mana-mana. Salah satunya dugaan miring bahwa DEN part two tak lebih dari keranjang sampah. Fungsinya sekadar tempat menampung orang-orang yang tak masuk dalam kabinet, agar mereka tak sakit hati.
Akhirnya, muncul penegasan dari Jusuf Kalla bahwa DEN akan bertugas memberi masukan kepada presiden tentang kebijakan ekonomi pemerintah. Agar tugasnya berjalan baik, DEN akan diisi oleh gabungan tim ahli dan para pelaku usaha.
Jusuf juga menyatakan tak akan terjadi benturan atau ketumpangtindihan antara DEN dan menteri-menteri ekonomi. DEN mengusulkan kebijakan ekonomi kepada pemerintah, sementara yang melaksanakan kebijakan adalah departemen. "Masing-masing mempunyai tugas sendiri," kata Jusuf sambil menjanjikan penjelasan lebih lengkap setelah 5 Oktober.
Sekilas Jusuf mengisyaratkan, fungsi DEN sama dengan The Council of Economic Advisor (CEA) di Amerika. CEA merupakan bagian dari kantor kepresidenan bersama lembaga berpengaruh lainnya seperti The Office of Management and Budget (OMB) dan National Security Council (NSC).
Di Amerika, CEA biasanya bertindak di belakang layar: membantu presiden menilai dan merumuskan kebijakan ekonomi. Ketua dan anggota CEA menjunjung tinggi profesionalisme dan selalu bersuara sebagai satu tim. Institusinya ramping, jumlah ekonom senior tak pernah lebih dari 18-20 anggota.
Mereka merupakan orang-orang nonpartisan dengan reputasi dan kemampuan analisis yang andal. CEA membatasi diri, tak melakukan aktivitas yang melampaui wewenangnya. Mereka hanya berkonsentrasi pada keputusan-keputusan ekonomi yang harus ditangani presiden.
Nugroho Dewanto, Erwin Dariyanto
Meramal Sang Dewan
Kemungkinan pertama: menjadi keranjang, menampung mereka yang tak masuk kabinet.
Kemungkinan kedua: menjadi pemberi masukan alternatif tentang masalah-masalah ekonomi bagi presiden untuk mengimbangi para menteri ekonomi di kabinet.
Kemungkinan ketiga: menjadi bagian dari kantor kepresidenan, bermain di belakang layar membantu presiden dalam menilai dan merumuskan kebijakan ekonomi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo