Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas hadir ke Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi, 31 Januari 2023. Dia datang di tengah isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju tengah berhembus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buwas mengaku undangan untuk menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru diterimanya pada Senin malam sebelumnya. "Ada undangannya resmi, dari tadi malam (diundang). Undangannya rapat aja soal pangan," kata Buwas saat ditemui sebelum masuk ke Istana Negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Buwas Menghadap Jokowi di Istana Saat Santer Isu Reshuffle, Sinyal Akan Gantikan Menteri Pertanian?
Seperti apa perjalanan karir Budi Waseso?
Diberitakan Tempo, Budi Waseso menjabat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) sejak 8 September 2015 pada era kepemimpinan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti. Dia dilantik menjadi Kepala BNN menggantikan Komisaris Jenderal Anang Iskandar yang telah menakhodai lembaga anti-narkotika itu sejak 2012.
Budi Waseso yang akrab disapa Buwas bertukar posisi dengan Anang. Anang menempati posisi yang sebelumnya diisi oleh Budi, yakni Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
Buwas, sang jenderal bintang tiga, mengawali karirnya setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian pada 1984. Menantu bekas Deputi Kepala Polisi Republik Indonesia Jenderal Pamudji itu pernah menjabat Kepala Kepolisian Resor Barito Utara, Kalimantan Tengah, Kepala Kepolisian Resor Kota Palangkaraya 2004, dan Kaden Opsnal II Puspaminal Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada 2007 dengan pangkat Komisaris Besar.
Setahun setelahnya, Buwas pindah posisi menjadi Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
Jenderal bintang tiga Polri
Karirnya bersinar, Buwas lantas ditarik ke Markas Besar Polri pada 2009. Di Mabes, dia menjabat Kepala Bidang Litpers Pusprovos Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, sebelum menjabat Kepala Pusat Pembinaan Internal Polri dengan pangkat brigadir jenderal pada 2010 hingga 2012.
Budi Waseso juga pernah memulangkan anggota Brimob Polda Gorontalo, Norman Kamaru, karena tampil di stasiun televisi tanpa izin atasan pada Juli 2011. Saat itu Norman Kamaru sangat digandrungi masyarakat setelah video aksinya berjoget dan menirukan lagu India beredar di YouTube.
Selanjutnya: Juli 2012, Budi Waseso diangkat menjadi ...
Juli 2012, Budi Waseso diangkat menjadi Kepala Polda Gorontalo menggantikan Brigadir Jenderal Irawan Dahlan. Setahun dua bulan menjabat Kapolda Gorontalo, Budi Waseso dimutasi ke Mabes Polri. September 2013, ia naik pangkat menjadi inspektur jenderal dan menjabat widyaiswara utama.
Menjabat Kabareskrim, salah satu calon Kapolri
Pada 20 Januari 2015, Budi Waseso resmi menjabat Kepala Bareskrim menggantikan Komisaris Jenderal Suhardi Alius. Saat itu, acara serah-terima jabatan berlangsung tertutup bagi media. Berselang beberapa bulan setelah dilantik menjadi Kepala Bareskrim, ia dipindahkan menjadi Kepala BNN pada pertengahan 2015 hingga masa pensiunnya.
Buwas sempat melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut adanya pengkhianat di lingkup internal Polri saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikan calon Kepala Polri pada saat itu, Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi. Selepas gonjang-ganjing itu, ia pun pernah menjadi salah satu calon Kapolri untuk menggantikan Budi Gunawan yang batal dilantik Presiden Joko Widodo.
Jadi Dirut Bulog sampai saat ini
Pada 2018, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjuk Budi Waseso sebagai direktur utama Bulog menggantikan Djarot Kusumayakti. Saat itu, Buwas masih menjabat Kepala BNN.
Menurut dia, latar belakangnya sebagai penegak hukum akan berpengaruh pada kebijakan serta strategi yang akan diambil ke depan. “Kalau harus disingkirkan ya singkirkan, bagi siapa yang melawan kepentingan masyarakat akan berhadapan dengan masyarakat,” ucapnya.
Namun, Budi Waseso tak menampik jika dia membutuhkan waktu untuk beradaptasi hingga akhirnya mampu mengimbangi dan memahami persoalan yang terjadi di lembaga yang baru dipimpinnya tersebut.
LANI DIANA WIJAYA | GHOIDA RAHMAH | BNN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.