Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono tak menampik sulitnya mencapai target 100 persen pelayanan air minum untuk 2019, khususnya terkait pendanaan. Pengadaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dalam rentang 2015-2019 membutuhkan pendanaa hingga Rp 254 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"APBN diproyeksikan hanya mampu memenuhi 20 persen dari total kebutuhan sehingga sebagian besar pendanaan diharapkan datang dari partisipasi pihak ketiga, baik masyarakat maupun swasta," ujar Basuki, dikutip dari siaran pers Biro Komunikasi PUPR, Senin malam, 23 Oktober 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemenuhan dana pun diupayakan pemerintah lewat pembangunan 8 SPAM yang ada dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Lewat kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU),bswasta bosa berinvestasi untuk menciptakan akses aman air minum.
"Pemerintah sebagai regulator bertugas menyiapkan infrastruktur dan menjamin biaya yang dibebankan kepada masyarakat melalui tarif air adalah wajar," ujarnya.
Dukungan pada daerah dalam konteks penyediaan air minum pun diberikan PUPR, berupa bimbingan teknis, penguatan kelembagaan, dan bantuan pembangunan SPAM perkotaan, SPAM kawasan khusus, dan SPAM regional.
Contoh yang disebut Basuki adalah SPAM Regional Kartamantul yang melayani Yogyakarta, Sleman, dan Bantul dengan sumber air baku dari Sungai Progo. SPAM berkapasitas 700 liter/detik itu dibangun pada 2014 dan rencananya rampung pada 2019. "Satu sumber air untuk tiga kabupaten, jadi tidak dikavling-kavling oleh kabupaten tertentu."
Program 100 persen akses aman air minum untuk 2019 itu terbagi menjadi 60 persen akses air bersih yang setara 27,7 juta sambungan rumah melalui jaringan perpipaan, serta 40 persen atau 1,9 juta rumah tangga dari non perpipaan yang terlindungi.
Pelayanan air minum di Indonesia pada 2014 lalu baru mencapai 68 persen. Hingga Oktober 2017, luas cakupan layanan air meningkat menjadi total 71,14 persen yang terbagi menjadi 81,30 di perkotaan dan di 60,72 di pedesaan.
YOHANES PASKALIS PAE DALE