Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – PT Indofarma Tbk memastikan kebutuhan alat kesehatan untuk kegiatan vaksinasi Covid-19 yang direncanakan pada tahun depan bisa terpenuhi. Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menuturkan industri alat kesehatan bersiap memenuhi kebutuhan sejak program vaksinasi diutarakan pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Indofarma sudah memproduksi jarum suntik, sehingga diharapkan pada saat program vaksinasi dimulai, maka jarum suntik sudah tersedia,” ujar Arief kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Arief, Indofarma akan menggenjot produksi sejumlah alat kesehatan yang mendukung vaksinasi, seperti alcohol swab, alat pelindung diri (APD), dan vaccine carrier (cool pack). Ia mengatakan pengadaan itu merupakan peluang untuk memberikan kontribusi maksimal dalam memastikan penyediaan stok untuk vaksinasi 170 juta penduduk Indonesia.
Adapun kapasitas produksi beberapa pabrik jarum suntik bisa mencapai 30-50 juta jarum suntik dalam satu bulan agar memadai untuk kebutuhan vaksin. “Target produksi jarum suntik Indofarma di kisaran 35-40 juta jarum suntik per bulan,” kata Arief. Adapun kriteria khusus alat kesehatan, khususnya jarum suntik untuk program vaksin pemerintah, adalah auto-destruct syringe (ADS) untuk memastikan jarum suntik sekali pakai.
Direktur Itama Ranoraya, Pratoto Raharjo, mengatakan pihaknya telah mendapat pesanan pengadaan jarum suntik ADS dari pemerintah. Pada 27 November lalu, ujar Pratoro, perusahaan distribusi alat kesehatan ini telah menandatangani kontrak sales and purchase agreement (SPA) sebanyak 111 juta unit jarum suntik ADS.
“Kemungkinan ke depan akan bertambah karena jarum suntik yang dipakai itu salah satunya dari PT Oneject Indonesia,” ujar Pratoto. “Jenis jarumnya ADS yang akan rusak setelah dipakai.”
Pratoro menuturkan jarum suntik ADS yang dibawa perusahaannya telah mengantongi sertifikat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di atas 60 persen. Selama ini, kata dia, pemerintah selalu menggunakan jarum suntik produksi Oneject Indonesia dalam setiap produk imunisasi. Pratoto mengatakan pengadaan jarum itu sudah dalam proses pengiriman setelah diperiksa Kementerian Kesehatan.
Menurut Pratoto, peningkatan belanja alat kesehatan untuk penanggulangan Covid-19 telah menjadi penopang tingginya pertumbuhan kinerja Itama Ranoraya ke depan. Ia optimistis target pertumbuhan kinerja perusahaan yang ditetapkan pada awal tahun bisa tercapai. “Kami targetkan growth dari awal tahun sebesar 15-20 persen bisa tercapai, mungkin bisa lebih,” kata Pratoto.
Selain menerima pengadaan jarum suntik, Pratoto mengatakan, Itama Ranoraya mendapat pesanan alat untuk terapi plasma konvalesen. Terapi itu merupakan salah satu cara pengobatan Covid-19 dengan memberikan plasma (bagian darah yang mengandung antibodi) penyintas Covid-19 kepada pasien lain. “Pemerintah membeli kepada kami sebanyak 45 unit mesin terapi. Sekarang kami sedang berkeliling untuk instalasi di rumah sakit," ujar Pratoto.
Kepala Bidang I Promosi Produk Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki), Erwin Hermanto, berujar bahwa pihaknya sudah mengantisipasi kebutuhan program vaksinasi pemerintah. Menurut Erwin, beberapa anggota Asosiasi sudah mampu memproduksi syringe dengan kapasitas total produksi 850 juta jarum suntik per tahun, seperti PT Oneject Indonesia, PT Jayamas Medica Industri, dan PT Top Point Medical.
Erwin menjelaskan, perusahaan lainnya juga sudah mampu memproduksi produk alcohol swab dengan kapasitas total sekitar 150 juta buah per bulan, seperti PT Arista Latindo dan PT Jayamas Medica Industri. Adapun kebutuhan lemari pendingin atau freezer medis diproduksi PT Kalmed Manufaktur Indonesia dan PT Panasonic Healthcare Indonesia dengan kapasitas total sekitar 200 unit per bulan.
“Fasilitas kesehatan dan transportasi vaksin juga akan membutuhkan alat pendingin yang memadai. Ini menjadi peluang bagi industri alat kesehatan,” kata Erwin.
LARISSA HUDA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo