Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikenal sebagai pengusaha minyak, gas bumi, dan pertambangan, Edi Yosfi menggandeng mantan Kepala Badan Intelijen Negara Abdullah Makhmud Hendropriyono dan Proton Malaysia untuk membangun industri mobil di Indonesia.
Namun penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Adiperkasa Citra Lestari miliknya dan Proton yang disaksikan oleh Presiden Joko Widodo di Malaysia, dua pekan lalu, mengundang curiga.
Ia dituduh hendak menghidupkan kembali proyek mobil nasional.
Ditemui Akbar Tri Kurniawan dan Ayu Primasandi di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, pada Kamis pekan lalu, Edi menjawab kecurigaan tersebut.
Bagaimana awal MoU Proton-Adiperkasa?
Kerja sama ini kami lakukan B to B, antara Adiperkasa dan Proton Holdings Bhd. Adiperkasa ini spesial kami beli untuk urusan ini. Bikin perusahaan itu lama. Perusahaan ini kami beli pada 2013, lalu dipakai sebagai vehicle untuk MoU.
Siapa pemilik Adiperkasa?
Dulu yang punya notaris. Sekarang perusahaan ini milik saya, Pak Chandra Eka Jaya, dan Pak Hendropriyono. Saya sebagai chairman, Hendro sebagai CEO, Chandra sebagai CFO.
Dulu Adiperkasa perusahaan apa?
Belum jalan. Benar-benar perusahaan baru.
Alamat Adiperkasa masih di kantor notaris di Rukan Tendean?
Alamat di Menara Kuningan. Kami sedang siapkan kantor.
Kenapa pilih Proton?
Mahathir mendatangi saya di akhir 2014. Ia bercerita mengenai cita-citanya agar kalau bisa orang Asia punya kendaraan sendiri, kendaraan ASEAN. Tapi, Mahathir tidak tahu mulai dari mana. Makanya kami mulai dengan studi kelayakan selama enam bulan ke depan. Studi ini yang menentukan apakah proyek ini layak atau tidak. Kami tidak gunakan dana pemerintah atau BUMN.
Kalau Hendro, sudah lama di bisnis otomotif?
Dulu beliau dengan Tomy Winata mengimpor Carnival dan Carens. Rupanya dulu cuma disuruh untuk menjual saja di sini.
Kenapa ada Presiden Joko Widodo di acara MoU?
Pak Jokowi memang ada acara di Proton, diundang oleh Mahathir sebagai Chairman Proton dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Sekalian saja kami minta Beliau mampir. Presiden hanya menyaksikan MoU.
Kantor Presiden bilang tidak ada agenda menyaksikan MoU
Ya, memang tidak ada. Beliau pun menyaksikan MoU sambil ngobrol-ngobrol saja dengan Mahathir dan Najib.
Ada yang menyebut Jokowi di-faith a comply di acara tersebut?
Saya rasa, sebagai kepala negara, Presiden akan melayani. TKI bermasalah, misalnya, dia harus datang. Apalagi ada anak bangsa yang mau melakukan bisnis, masak dia menolak.
Tapi, kemudian ada istilah Indonesia national car?
Sebenarnya yang dimaksudkan national car adalah mobil negara, maksud orang Malaysia itu adalah mobil orang Indonesia. Tapi, pengertian kita adalah mobil nasional seperti Timor. Padahal bukan. Hal pertama menjadi isu adalah Hendropriyono ada di sana dan ada banner yang menyebutkan national car. Berapa biaya untuk memulai bisnis mobil ini?
Pertama kami bikin survei dulu tentang pangsa pasar, termasuk pesaing-pesaing seperti Honda dan Toyota. Kami tidak bisa rebut pasar mereka. Maka kami mencari pasar yang masih terbuka. Kami mau lihat harga yang terjangkau, termasuk komponen dalam negeri, tenaga kerja lebih murah dari Malaysia.
Komponen lokal Avanza dan Xenia sudah 85 persen. Target Adiperkasa?
Kami mau bikin 100 persen kandungan lokal.
Pabrik di sini?
Semua di sini. Lokasinya di daerah Cikarang, Bekasi. Komponen-komponen penting kami cari di sini. Sedang kami survei. Misalnya, di Surabaya komponen apa yang ada. Di Solo, Esemka punya apa saja. Soal bikin body mobil, industri karoseri banyak di Indonesia, jadi bukan masalah. Skill engine yang jadi persoalan. Di sini lah Proton akan berbagi dengan kami.
Akan ada embel-embel nama Proton di mobilnya kelak?
Sama sekali tidak. Seratus persen nama Indonesia dan produksi Indonesia. Itu komitmen awalnya. Cuma pemegang sahamnya ada Proton.Karena nanti mereknya tidak ada Proton sama sekali. Ini mobil benar-benar Indonesia. Dia tidak mensyaratkan nanti harus pakai Proton.
Nanti tidak akan seperti Timor kan, ada diskriminasi insentif?
Tidak. Dulu Timor mendapat pembebasan bea masuk.
Kalau dinyatakan layak, apa rencana selanjutnya?
Kalau oke, berarti urus pendanaan. Kami sudah dapat komitmen dari lembaga keuangan luar negeri untuk yang 70 persen. Tinggal cari yang 30 persen modal. Itu yang kami bagi dengan Proton.Lembaga keuangan semua nawarin. Malah kami yang pilih mau yang mana.
Berapa porsi saham masing-masing?
Itu negosiasi kami setelah studi kelayakan selesai. Tapi kami mau mayoritas.
Target pembangunan pabrik?
Akhir 2016 sudah groundbreaking.
Edi Yosfi
Tempat, Tanggal Lahir: Bukittinggi, Sumatera Barat, 2 Agustus 1963
Alamat : Jakarta
Riwayat Pendidikan:
Riwayat Pekerjaan:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo