Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) menyatakan pembangunan terminal khusus untuk maskapai penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Banten, akan rampung dalam tiga tahun. Rencana itu berjalan bersamaan dengan proyek revitalisasi bandara yang dimulai sejak akhir tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan penataan ditujukan ke Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. "Setiap tahun kami revitalisasi dua sub-terminal, sekarang sudah berjalan di 1-C dan 2-F," kata dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbeda dengan Terminal 3 yang memberi pelayanan penuh, kata Awaluddin, servis untuk penumpang di Terminal 1 dan 2 akan mengutamakan aspek kemandirian dan kecepatan. "Ruangnya akan dominan diisi tempat self check-in, atau mengurus boarding sendiri."
Menurut dia, pembagian segmen LCC dan non-LCC di Bandara Soekarno-Hatta sejalan dengan rencana pengembangan kapasitas bandara tersebut. Kapasitas Terminal 1 dan 2 kini mencapai 9 juta penumpang per tahun. Adapun volume pergerakan penumpang di kedua terminal itu mencapai 42 juta orang per tahun. "Kapasitasnya tak sebanding dengan massif-nya jumlah penumpang," tuturnya.
Awaluddin mengatakan Angkasa Pura II sudah mengaloksikan Rp 3,7 triliun untuk pengembangan total enam sub-terminal di dua terminal utama. Perseroan juga sudah menunjuk pemenang tender proyek revitalisasi Terminal 1-C dan 2-F. "Rencana pembangunan Terminal 4 Soekarna-Hatta juga akan memasuki fase desain. Belum diputuskan penggunaannya untuk LCC atau servis penuh," katanya.
Public Relation Manager AP II, Yado Yarismano, mengatakan tiga terminal utama Bandara Soekarno-Hatta diproyeksi bisa menampung minimal 61 juta penumpang pada 2020. "Revitalisasi dua terminal berupa pembaruan fasilitas agar dilengkapi teknologi terkini."
Pemerintah mendorong operator bandara meningkatkan layanan untuk LCC. Sebab layanan penerbangan murah sangat digemari wisatawan. Dengan target menarik 20 juta kunjungan pelancong asing pada 2019, sektor pariwisata ditargetkan bisa menghasilkan devisa hingga Rp 280 triliun, naik dari target Rp 223 triliun sampai akhir tahun ini.
Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Aksesibilitas, Judi Rifajantoro, mengatakan pertumbuhan penumpang LCC di Indonesia belum secepat negara lain. Dia mencontohkan Jepang yang volume penumpang penerbangan murahnya tumbuh 40 persen, sedangkan Indonesia baru 16 persen. "Jepang sudah punya terminal LCC di empat kota besar," katanya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun menginstruksikan PT Angkasa Pura 1 (persero) mengikuti jejak pesaingnya dalam pengembangan terminal LCC. "Saya rasa Bandara Bali cocok untuk itu."
Adapun Direktur Pengembangan Usaha PT Angkasa Pura I, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, mengatakan perseroannya belum memiliki rencana tersebut. "Tapi, maskapai LCC juga sudah beroperasi di bandara-bandara kami," ucapnya. YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo