Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Pupuk Kaltim mempersiapkan diversifikasi bisnis nonpupuk pada tahun ini.
Berbagai peluang pembiayaan, termasuk IPO, dipertimbangkan untuk membiayai ekspansi.
Laba Pupuk Kaltim sepanjang 2021 mencapai Rp 6,1 triliun.
JAKARTA — PT Pupuk Kalimantan Timur berfokus pada persiapan diversifikasi bisnis nonpupuk pada tahun ini. Berbagai peluang pembiayaan tengah dipertimbangkan anak usaha PT Pupuk Indonesia tersebut untuk membiayai ekspansi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menyatakan perusahaan tengah mempersiapkan penghiliran amonia. Selain bisa diolah menjadi urea, produk tersebut bakal dikembangkan menjadi campuran bahan peledak. Perusahaan tengah mempersiapkan fasilitas produksi amonium nitrat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pabriknya akan beroperasi pada kuartal IV 2022," tutur dia, kemarin 24 Maret. Fasilitas tersebut dibangun anak usahanya, PT Kaltim Amonium Nitrat, untuk memproduksi asam nitrat berkapasitas 60 ribu metrik ton per tahun dan amonium nitrat berkapasitas 75 ribu metrik ton per tahun. Pabrik berlokasi di kawasan industri PT Kaltim Industrial Estate.
Produk lain yang bakal dikembangkan adalah soda ash yang berasal dari pemanfaatan gas CO2 yang dihasilkan pabrik amonia. Menurut Rahmad, abu soda bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kaca hingga detergen. Perusahaan sedang mempersiapkan pembangunan pabriknya di Bontang, Kalimantan Timur, dengan kapasitas produksi sekitar 300 ribu ton.
Pekerja mengangkut pupuk urea Kaltim untuk didistribusikan ke sejumlah wilayah di Jawa Tegah. Tempo/Budi Purwanto
Di Papua Barat, Pupuk Kaltim sedang merencanakan pembangunan pabrik metanol berkapasitas 1 juta ton. Fasilitas produksi tersebut bakal dibangun di kompleks pabrik amonia dan urea dengan kapasitas 1,1 juta ton. Pembangunannya masih dalam tahap persiapan hingga saat ini. Namun perusahaan menargetkan beroperasi pada 2026.
Dalam jangka panjang, Pupuk Kaltim bermimpi menambah satu lagi daftar penghiliran, yaitu blue ammonia. Untuk menghasilkan produk itu, perusahaan perlu memanfaatkan sumber energi terbarukan serta mengimplementasikan teknologi carbon capture storage. Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim, Hanggara Patrianta, mengklaim Pupuk Kaltim sudah memulai menjajaki pengembangan bisnis ini. "Persiapannya kami mulai 2022."
Kinerja Pupuk Kaltim
Senior Executive Vice President Business Support Pupuk Kaltim, Meizar Effendi, mengimbuhkan, rencana-rencana diversifikasi ini membutuhkan dana yang tak sedikit. Pembangunan pabrik satu amonia membutuhkan dana sekitar US$ 1 miliar. Selain butuh dana besar, ekspansi di sektor petrokimia memerlukan teknologi tinggi. "Kami melakukan penjajakan untuk pembiayaan, baik dari ekuitas maupun pinjaman perbankan dan pihak lainnya," kata dia.
Pada tahun lalu, Pupuk Kaltim memasukkan opsi penawaran saham ke publik sebagai salah satu sumber pembiayaan, khususnya untuk mendukung pembangunan pabrik baru di Papua Barat. Dorongan tersebut datang dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara, yang menilai melantai di Bursa Efek Indonesia tidak hanya menghasilkan dana segar, tapi juga perbaikan tata kelola perusahaan. Pupuk Kaltim ditargetkan bisa menawarkan saham perdananya (IPO) pada tahun ini.
Dari sisi keuangan, Pupuk Kaltim memiliki kinerja yang positif. Laba perusahaan sepanjang 2021 naik hingga tiga kali lipat secara tahunan. Nilainya melonjak dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 6,1 triliun; tertinggi sepanjang sejarah perusahaan berdiri. Manajemen Pupuk Kaltim menjamin keputusan ekspansi tetap dijalankan dengan pertimbangan matang untuk mempertahankan kinerja positif.
VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo