Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Presiden Direktur PT Rabobank International Indonesia, Joseph Fellipus Peter Luhukay, mengatakan perusahaannya akan melewati fase transisi hingga Juni 2020 sebelum menghentikan operasi secara penuh. Menurut dia, masa tersebut digunakan untuk menghentikan kerja sama dengan nasabah di sektor retail banking atau pinjaman di bawah Rp 200 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jos-panggilan akrab Joseph-juga mengatakan grup usaha Rabobank yang bermarkas di Utrecht, Belanda, mengubah strategi bisnisnya di seluruh dunia, yakni menghentikan layanan retail banking dan berfokus di segmen korporasi serta wholesales banking (kredit di atas Rp 200 miliar). "Arahan dari pusat, kami akan masuk ke layanan wholesales," kata dia dalam wawancara khusus dengan Tempo, Kamis petang lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Jos, Rabobank menjamin keberlangsungan kerja sama dengan nasabah skala besar atau yang memiliki kredit lebih dari Rp 200 miliar. Meski enggan merinci lebih jauh strategi barunya, Jos menyatakan Rabobank mempertahankan ciri utama mereka, yakni melayani sektor pangan dan agrobisnis.
Grup Rabobank juga tetap hadir di Indonesia melalui Rabobank Foundation yang bergerak dalam bidang tanggung jawab sosial perusahaan. Jos mengatakan wadah tersebut disediakan guna menjajaki peluang kemitraan dengan koperasi atau institusi ekonomi kerakyatan lainnya. Rabobank juga mengembangkan entitas lain, seperti Agri3Fund, hasil kemitraan dengan United Nations Environment. "Jadi, belum tentu juga kami hengkang sepenuhnya dari Indonesia. Hanya segmen retail yang disetop," kata Jos. Menurut dia, ada peluang Rabobank membuka kantor representatif di Indonesia untuk melayani segmen Wholesales. Hal serupa dilakukan bank asal Amerika Serikat, JP Morgan Chase.
Penutupan operasi Rabobank Indonesia diputuskan dalam rapat pemegang saham di kantor pusat Rabobank, Utrecht. Menurut Jos, Indonesia memiliki potensi pertanian terbesar di dunia yang tak bisa dilewatkan. Sebenarnya, dia mengatakan, Indonesia punya nasabah besar yang bergerak di bisnis sawit atau kopi. Namun mereka diperebutkan oleh bank-bank lain. "Indonesia itu seperti India, kecil tapi banyak. Jadi, tidak memiliki skala besar seperti Brasil. Ini khas Asia," ujarnya.
Penutupan layanan retail banking Rabobank tak hanya dilakukan di Indonesia. Kantor mereka di Selandia Baru dan Amerika Serikat lebih dulu vakum. Menurut kabar yang dilansir Reuters, unit retail Rabobank akan diakuisisi oleh Mechanics Bank senilai US$ 2,1 miliar.
Selain berfokus di wholesales banking, manuver lain yang dilakukan Rabobank adalah memulai tren pendanaan baru, seperti green bond atau surat utang berbasis kelestarian lingkungan, yang saat ini belum banyak dilakukan oleh bank lain.
Head of Sustainable Capital Markets Rabobank, Maarten Biermans, yakin pendanaan terhadap proyek yang ramah lingkungan akan menjadi tren ke depan. "Aneh? Tidak juga," katanya seperti dikutip E-Co Business. Menurut dia, potensi di pendanaan ramah lingkungan sudah terlihat nyata. Dia merujuk pada langkah perusahaan investasi raksasa BlackRock yang sudah meyakini model pendanaan berorientasi lingkungan, sosial, dan pemerintahan (ESG) untuk dijadikan fokus.
Saat ini pelepasan layanan retail Rabobank Indonesia diawasi ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketua Dewan Komisaris OJK, Wimboh Santoso, mengatakan akan memastikan semua nasabah Rabobank tetap terlayani. "Rabobank akan bekerja sama dengan bank lain." VINDRY FLORENTIN | FAJAR PEBRIANTO | ANDI IBNU
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo