Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Realisasi Diskon Jalan Tol Terganjal Perundingan antar BUJT

Rencana pemberian diskon tarif jalan tol untuk masa mudik Idul Fitri 2018 tampak masih alot.

19 Mei 2018 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi jalan tol. dok.TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemberian diskon tarif jalan tol untuk masa mudik Idul Fitri 2018 tampak masih alot. Meski diusulkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, teknis pelaksanaan rencana tersebut harus diputuskan bersama oleh seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU, Arie Setiadi Moerwanto, mengatakan pihaknya memberi waktu pada para pengusaha tol untuk mendiskusikan besaran dan dampak pemberlakuan potongan harga tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jika tol yang sudah penuh diberi diskon bisa macet. Tapi, ada juga yang masih sepi sehingga kami ingin attract (menarik minat) masyarakat," ujar Arie di kantornya, Jumat 18 Mei 2018.

Menurut Arie, para pengelola tol pun belum satu suara terkait periode penerapam potongan tarif. "Kan beda beda, ada yang ingin di peak days (masa puncak arus). Ada yang mau berikan lebih panjang lagi, seperti seminggu sebelum dan sesudah (Lebaran)."

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Herry Trisaputra Zuna, tak menampik jika potongan tarif bisa mempengaruhi pendapatan BUJT. Namun, hal itu dinilai tak memberatkan lantaran menjadi layanan khusus bagi pemudik. "Ada penurunan nilai tertentu, tapi kan diperhitungkan. Kalau Lebaran kita berpikirnya tentang bagaimana melayani publik," ujarnya.

Menteri PU Basuki Hadimuljono pun memastikan akan menerbitkan surat keputusan menteri terkait penerapan diskon. Dia menyebut sebagian besar BUJT sudah setuju memotong tarif sekitar 10 persen.

Ketua Umum Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI), Fatchur Rahman, mengatakan pihaknya harus membahas rencana tersebut secara internal. Asosiasi sudah dua kali berdiskusi dengan pemerintah, yakni pada Selasa lalu dan kemarin.

"Saya kira H-10 Lebaran kita sudah putuskan lah (mengenai diskon). Ini tak mudah mengatur waktu berkumpul (anggota ATI)," katanya pada Tempo, Kamis lalu.

Adapun Direktur Utama PT Waskita Toll Road (WTR), Herwidiakto, tak menampik perundingan bisa alot lantaran tingkat lalu lintas per hari di tiap ruas tak seluruhnya sama. "Diskon kan dikompensasi dengan jumlah traffic, jadi dampaknya berbeda-beda (di tiap BUJT). Jadi, biasanya diskon itu berupa range (kisaran), lalu disesuaikan masing-masing," katanya pada Tempo.

Anak usaha PT Waskita Karya (persero) Tbk itu baru mengusulkan diskon untuk ruas Bekasi - Cawang - Kampung Melayu (Becakayu). Hingga Maret lalu, tarif Tol Becakayu yang masih menjadi ruas dalam kota Jakarta itu diketahui mencapai Rp 14.000 untuk seksi 1B dan 1C sepanjang 12 kilometer.

"Kalau ruas kami yang lain tergantung diskusi di ATI. Tapi kami belum naikkan tarif, masa sudah diskon? Nanti kita lihat," ujar Herwidiakto sambil menambahkan bahwa pihaknya memberi diskon hampir 20 persen pada masa mudik 2017.

PT Jasa Marga (persero) Tbk sempat menyampaikan rencana pemberian diskon tol sebesar 10 persen. Penerapannya tak akan jauh dari periode puncak arus mudik pada 8 Juni, maupun puncak arus balik pada 20 dan 24 Juni 2018.

Assistant Vice President Corporate Communication Jasa Marga, Dwimawan Heru Santoso mengatakan tarif dan penentuan waktu diskon sebaiknya diterapkan secara seragam oleh seluruh BUJT. "Kan ruas di Trans-Jawa tak hanya dikelola Jasa Marga saja."

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, mengaku akan berkomunikasi dengan BUJT terkait diskon tol. Diskon dianggap bisa bersinggungan dengan upaya Kemenhub mengurangi kepadatan di jalan bebas hambatan saat mudik. "Kampanye kami agar orang tak berbondong-bondong ke tol semua," kata dia.

Dia menyebut pemudik yang memakai jalan tol terus melonjak setiap tahunnya. Dari data Kemenhub, ada 4,13 juta kendaraan pribadi memakai tol pada masa mudik 2016. Jumlah itu menjadi 4,25 juta di tahun berikutnya.


YOHANES PASKALIS PAE DALE | CHITRA PARAMESTI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus