Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung —Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia Didik Prasetyo menyampaikan target produksi gulanya tahun ini sebanyak 320 ribu ton. “Proyeksi produksi gula RNI tahun ini 320 ribu ton,” kata dia di Bandung, Kamis, 18 April 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Didik mengatakan, target produksi gula tahun ini lebih besar dibandingkan dengan realisasi produksi gula tahun lalu. “Tahun kemarin 271 ribu ton,” kata dia.
Menurut Didik, target tahun lalu terhitung relatif rendah karena ada sejumlah kendala. “Tahun kemarin ada persoalan terkait dengan gangguan lahan yang ada di RNI. Alhamdulillah tahun ini kemungkinan bisa kita atasi,” kata dia.
Didik mengatakan, tahun lalu petani tebu juga relatif enggan menanam tebu karena harga pembeliannya rendah. “Terkait dengan harga gula yang cukup rendah tahun lalu, sehingga minat petani tahun kurang,” kata dia.
Produksi tahun ini diproyeksikan naik karena bertambahnya luasan lahan perkebunan tebu rakyat. Didik mengklaim, sejak tahun lalu RNI menggeber gerakan menanam tebu. Di Cirebon sukses menambah luas lahan menjadi 600 hektare. “Harapan kita bisa meningkatkan produktivitas maupun produksi tebu sehingga produksi gula naik,” kata dia.
Didik menambahkan, pabrik gula RNI saat ini dipasok oleh 50 ribu lahan perkebunan tebu di seluruh Indonesia. “Itu termasuk lahan sendiri dan tebu rakyat,” kata dia.
Sementara untuk program revitalisasi pabrik gula, RNI berkonsentrasi di Jawa Timur. Adapun untuk di Jawa Barat, RNI memilih hanya menjaga keandalan pabrik gula. “Keberadaan bahan baku tebu khususnya di Jawa Barat ini di Cirebon dan sekitarnya, sudah mulai berkurang, menyusut, sehingga rencana revitalisasi kami di Jawa Barat hanya mempertahankan keandalan pabrik saja,” kata Didik.
AHMAD FIKRI