Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) berpotensi melemah pada perdagangan awal pekan, Senin, 5 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Rupiah mungkin melemah terhadap dolar AS hari ini,” ujar Ariston ketika dihubungi, Senin. Menurutnya, pelemahan ini didorong oleh data tenaga kerja Amerika Serikat pada bulan Januari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data tenaga kerja Amerika Serikat atau Non Farm Payrolls (NFP) yang dirilis Jumat malam kemarin itu menunjukkan hasil lebih baik dari ekspektasi pasar. Perekonomian AS menambahkan 353 ribu pekerjaan pada bulan Januari 2024. Jumlah ini jauh di atas perkiraan pasar sebesar 187 ribu pekerjaan
Kemudian, kenaikan upah per jam tercatat naik 0,6 persen. Angka ini juga di atas perkiraan pasar yang sebesar 0,3 persen.
“Kondisi tenaga kerja yang membaik berpeluang mendorong kenaikan inflasi Amerika Serikat yang menjadi alasan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat sebelumnya,” tuturnya. Hasil ini, kata Ariston, bisa menahan pemangkasan suku bunga acuan lebih lama lagi.
Lebih lanjut, Ariston mengatakan data Produk Domestik Bruto (PDB) dalam negeri yang akan dirilis pagi ini kemungkinan bisa menjadi penggerak rupiah. “Rupiah bisa mendapatkan sentimen positif bila PDB mencetak pertumbuhan di atas 5 persen,” kata dia.
Dengan demikian, Ariston memprediksi pelemahan rupiah berada di kisaran Rp 15.720 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.640 per dolar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah ditutup menguat tajam, 104 poin, ke level Rp 15.660 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 2 Februari 2024.
Pilihan Editor: Pakar Kritik Debat Anies, Prabowo dan Ganjar: Melupakan Relasi Kesehatan dan Lingkungan