Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia merupakan sentimen sesaat untuk meredam gejolak rupiah. Menurut Reza, pelaku pasar berharap dapat membuka peluang kenaikan lanjutan hari ini.
"Adapun rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp 14.368 dan resisten Rp 14.295," kata Reza, dalam keterangan tertulis, Senin, 2 Juli 2018.
Baca juga: Suku Bunga Bank Indonesia Naik, Rupiah Akhirnya Menguat
Menurut Reza, sentimen dari dalam negeri lainnya turut dinantikan pelaku pasar, terutama rilis data-data ekonomi di awal bulan. Di sisi lain, kata Reza, pergerakan euro (EUR) yang menguat setelah adanya kesepakatan terkait dengan imigran turut diharapkan berimbas positif pada pergerakan rupiah.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di angka Rp 14.404 pada penutupan Jumat, 29 Juni 2018. Angka tersebut menunjukkan pelemahan 133 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.271, pada penutupan Kamis.
Simak pula: Pertumbuhan Ekonomi Diharapkan jadi Sentimen Positif Rupiah
Sedangkan pada 29 Juni 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah adalah Rp 14.476 dan kurs beli Rp 14.332.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, memperkirakan pergerakan rupiah pada pekan ini, atau 2 hingga 6 Juli, akan menguat tipis.
"Rupiah akan ada penguatan tipis di kisaran 14.150-14.310, tapi butuh waktu untuk kembali di bawah 14 ribu," kata Bhima saat dihubungi, Senin.
Menurut Bhima, dampak bunga acuan BI yang naik 50 basis poin (bps) akan membuat bunga surat utang semakin menarik. Hal tersebut menjadikan laju keluarnya dana asing masih bisa ditahan. Namun, kata dia, selama data ekonomi di sektor riil, seperti defisit perdagangan, pelebaran defisit transaksi berjalan, dan stagnasi pertumbuhan ekonomi, kurang begitu baik, koreksi rupiah rentan berlanjut hingga akhir tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini