Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Rupiah Ditutup Melemah, Gubernur BI: Stabilitas Nilai Tukarnya Tetap Terjaga

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup melemah, namun Gubernur BI menyatakan stabilitas nilai tukarnya tetap terjaga

21 Juni 2024 | 06.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Juni 2024 di Jakarta, Kamis, 20 Juni 2024. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 Juni 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,25 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7 persen. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis, 20 Juni 2024, ditutup melemah usai pengumuman keputusan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), yang mempertahankan suku bunga BI-Rate.

Rupiah turun 65 poin atau 0,40 persen menjadi Rp16.430 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada Rabu sebesar Rp16.365 per dolar AS.

"Bank Indonesia masih tetap mempertahankan suku bunganya pada level 6,25 persen," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6,25 persen sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024 dan 2025.

Rully menuturkan pelemahan rupiah juga terjadi usai aksi jual investor asing di pasar sekunder obligasi negara.

Sementara itu, analis ICDX Taufan Dimas Hareva menuturkan dari sisi eksternal, mata uang rupiah dibebani oleh sinyal lesunya ekonomi salah satu negara rekanan utama Indonesia yaitu China.

Cina mempertahankan suku bunga acuan pinjaman (LPR) tidak berubah pada penetapan bulanan pada Kamis, sejalan dengan ekspektasi pasar.

Untuk LPR satu tahun dipertahankan pada 3,45 persen, sedangkan LPR lima tahun tidak berubah pada 3,95 persen. Keputusan tersebut menunjukkan laju pemulihan yang masih belum stabil di negara tersebut.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke level Rp16.420 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.368 per dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski melamah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga sesuai dengan komitmen kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia.

Stabilitas nilai tukar rupiah ke depan akan didukung oleh aliran masuk modal asing, menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.

"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan akan bergerak stabil sesuai dengan komitmen Bank Indonesia untuk terus menstabilkan nilai tukar rupiah," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Juni 2024 di Jakarta, Kamis.

BI terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter termasuk peningkatan intervensi di pasar valas serta penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah BI (SRBI), Sekuritas Valas BI (SVBI), dan Sukuk Valas BI (SUVBI).

Bank Indonesia juga memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023.

Lebih lanjut Perry menuturkan nilai tukar rupiah pada Juni 2024 hingga 19 Juni 2024 terjaga, meski sempat tertekan 0,70 persen (ptp), setelah pada Mei 2024 menguat 0,06 persen (ptp) dibandingkan dengan nilai tukar akhir bulan sebelumnya.

Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh dampak tingginya ketidakpastian pasar global, terutama berkaitan dengan ketidakpastian arah penurunan Fed Funds Rate (FFR), penguatan mata uang dolar AS secara luas, dan masih tingginya ketegangan geopolitik.

Dari faktor domestik, tekanan pada rupiah juga disebabkan oleh kenaikan permintaan valas oleh korporasi, termasuk untuk repatriasi dividen, serta persepsi terhadap kesinambungan fiskal ke depan.

Dengan perkembangan itu, nilai tukar rupiah melemah 5,92 persen dari level akhir Desember 2023, lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan Won Korea, Baht Thailand, Peso Meksiko, Real Brazil, dan Yen Jepang masing-masing sebesar 6,78 persen, 6,92 persen, 7,89 persen, 10,63 persen, dan 10,78 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus