Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar dalam perdagangan sore ini, Rabu, 6 April 2022 melemah 11 point. Sebelumnya Rupiah sempat melemah 20 point di level Rp 14.359 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.348.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan nilai tukar Rupiah untuk perdagangan besok, kemungkinan dibuka berfluktuatif. “Namun, ditutup melemah di rentang Rp 14.340 – Rp 14.380,” katanya dalam rilis, Rabu, 6 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibrahim mengatakan Dolar AS menguat pada Rabu ini di tengah meningkatnya ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh Federal Reserve, AS dan Eropa akan memberikan sanksi tambahan terhadap Rusia.
“Imbal hasil 2 tahun AS berada pada level tertinggi sejak Januari 2019. Imbal hasil 5 tahun berada pada level tertinggi sejak Desember 2018 dan imbal hasil 10 tahun patokan naik menjadi 2,6120 persen, tertinggi sejak April 2019,” katanya.
Ibrahim mengatakan Gubernur Federal Reserve Lael Brainard tengah menunggu konfirmasi sebagai Wakil Ketua bank sentral AS yang menyerukan kenaikan suku bunga dan pengurangan cepat ke neraca Fed untuk membawa kebijakan moneter AS ke A “posisi yang lebih netral” di akhir- tahun ini.
“Saya pikir kita semua benar-benar setuju bahwa inflasi terlalu tinggi dan menurunkan inflasi adalah sangat penting,” kata Brainard pada konferensi di Fed Minneapolis.
Selain itu, pasar terus memantau perkembangan utang pemerintah di Februari yang terus mengalami peningkatan. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat per akhir Februari posisi Utang Pemerintah berada di angka Rp 7.014,58 triliun dengan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 40,17 persen.
Menurut laporan APBN KiTa edisi Maret 2022, terjadi peningkatan total utang pemerintah seiring penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan penarikan pinjaman di Februari 2022.
Sementara itu, berdasarkan mata uang, utang pemerintah didominasi oleh mata uang domestik Rupiah, yaitu 70,07 persen. Kepemilikan SBN oleh investor asing terus menurun sejak 2019 yang mencapai 38,57 persen hingga akhir 2021 yang menyentuh 19,05 persen, dan per 15 Maret 2022 mencapai 18,15 persen.
Penurunan kepemilikan SBN oleh asing terjadi akibat ketegangan global serta volatilitas pasar.
MUTIA YUANTISYA
BACA: Bank Indonesia Sampaikan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah pada Awal April
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu