Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) fluktuatif. Dia memperkirakan, nilai tukar rupiah akan ditutup melemah pada rentang Rp 15.780 sampai Rp 15.850 dalam perdagangan Rabu, 27 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara pada perdagangan Selasa, 26 Maret 2024, rupiah ditutup menguat 7 poin menjadi Rp 15.793 per dolar AS. Walaupun, sebelumnya sempat menguat 10 poin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibrahim menyatakan pasar dalam negeri merespons positif terhadap prospek perekonomian Indonesia yang diperkirakan tetap kuat. Sejalan dengan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Indonesia yang dipertahankan pada BBB+ dengan outlook stabil oleh Lembaga Pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR).
"Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat dan utang pemerintah yang terkendali," kata dia dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu.
JCR juga memperkirakan bahwa utang pemerintah akan menurun secara gradual. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan defisit fiskal pemerintah yang membaik.
Ia melanjutkan afirmasi rating Indonesia membuat pemangku kepentingan internasional tetap meyakini stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia terjaga. Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan serta sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan pemerintah.
Ke depan, kata dia, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi, keuangan global dan domestik. Di samping itu, juga memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga.
JCR memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mencapai 5 persen, didukung oleh konsumsi swasta dan investasi. Implementasi UU Cipta Kerja dinilai mampu meningkatkan penanaman modal asing, antara lain untuk pembangunan infrastruktur dan Ibu Kota Negara Nusantara.
Selanjutnya: Sejumlah pejabat The Fed akan berbicara minggu ini
Sedangkan dari luar, kata dia, The Fed memang menandai kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin tahun ini. Akan tetapi, hal ini akan sangat bergantung pada jalur inflasi. Sehingga, rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti menjadi fokus perhatian. Walaupun, hal ini akan dirilis ketika pasar tutup pada hari Jumat Agung.
Selain itu, sejumlah pejabat Fed yang akan berbicara minggu ini, termasuk Ketua Fed Jerome Powell, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, Gubernur Fed Lisa Cook dan Christopher Waller. Komentar mereka juga akan dipelajari dengan cermat seiring pasar, guna mencari petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga.
"Termasuk kemungkinan bank sentral mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni."
Pada akhir pekan lalu, Presiden Bundesbank Joachim Nagel mengatakan bahwa Bank Sentra Eropa mungkin menurunkan suku bunga sebelum reses musim panas. Perkiraannya pada bulan Juni, karena inflasi sedang menuju kembali ke target bank sebesar 2 persen.
"Eropa akan melakukan pengujian inflasi minggu ini dengan data harga konsumen yang dikeluarkan dari Perancis, Italia, Belgia dan Spanyol, menjelang laporan CPI zona euro secara keseluruhan minggu depan."