Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Rupiah Rp 14 Ribu, Bank Indonesia: Hampir Semua Mata Uang Melemah

ubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan rupiah melemah karena adanya tekanan global yang terjadi saat libur panjang di Indonesia.

23 Juni 2018 | 05.00 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan rupiah melemah karena adanya tekanan global yang terjadi saat libur panjang di Indonesia. Hal tersebut menjawab soal nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerikan yang sejak kemarin berada di angka lebih dari Rp 14.000. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau lihat perkembangan nilai tukar kemarin, karena memang penyesuaian karena libur yang panjang. Selama libur memang terjadi tekanan di global," kata Perry saat ditemui di silaturahmi Idul Fitri Otoritas Jasa Keuangan dan BI di komplek BI, Jakarta, Jumat, 22 Juni 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Perry mengatakan hampir semua mata uang melemah, khususnya pada negara-negara berkembang.

Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di angka Rp 14.090 pada penutupan Kamis, 21 Juni 2018. Angkat tersebut menunjukkan pelemahan 188 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 13.902 pada penutupan Kamis, 8 Juni 2018.

Sedangkan pada 21 Juni 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.160 dan kurs beli Rp 14.020.

Perry mengatakan BI terus berkomitmen menjaga nilai stabilitas rupiah. "Alhamdulillah kemarin pelemahan nilai tukar rupiah kalau dilihat year to date (Ytd)-nya tidak seburuk negara-negara lain," kata Perry.

Perry mengatakan kalau dibandingkan dengan negara emerging market atau negara berkembang tingkat pelemahan rupiah Ytd sekitar 2,3 persen. Perry menilai angka tersebut cukup tolerable dibandingkan negara lain.

Bank Indonesia menyebutkan kalo dibandingkan kondisi dalam negeri, yang inflasi rendah, hal itu kan cukup bagus.

"Misalnya, kami liat bahkan dengan tingkat BI Rate 4,75 persen dan juga tingkat inflasi akhir tahun 3,5 persen, paling banter 3,6, itu riil interest ratenya berapa? Itu kan berarti 1,2 atau 1,3 persen tingkat riil interest rate yang cukup menarik," ujar Perry.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus