Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Satu Lagi Setelah Grendel

Perusahaan rokok PT Bentoel di Tebing Tinggi, Sumatera Utara berada di bawah pengawasan BNI'46, karena memiliki utang kepada pedagang-pedagang cengkeh, tembakau, BNI'46 serta tunggakan untuk pita cukai. (eb)

23 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKALI lagi giliran PT Betul di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, yang diancam bank. Nafasnya sudah senin-kamis. Hutangnya pada BNI 1946 setempat sebesar Rp 3 milyar. Ratusan juta lagi ia terhutang pada pedagang cengkeh dan tembakau serta menunggak untuk pita cukai. Perusahaan ini, produsen rokok kretek Betul, masih mencicil tapi kelihatan tidak akan mampu menyelesaikan hutang sebesar itu. Didirikan 10 tahun yang lalu, ta.dinya Betul tergolong besar di samping kretek Paten dan Banyu Wangi di propinsinya. Pemasarannya malah sampai ke Aceh. Kini di pintu masuk ke pabriknya tergantung tulisan PT Betul ini di bawah pengawasan BNI 1946. Bank pemerintah itu rupanya sudah terlanjur memberi kredit besar. Nasabahnya telah memasukkan laporan fiktif pada bank, dan menggunakan kredit BNI 1946 untuk keperluan bisnis lain. Kasusnya mirip dengan apa yang terjadi antara Bank Bumi Daya dan PT Grendel, juga produsen rokok kretek, yang punya dua pabrik di Malang dan satu di Blitar. Grendel ini tenggelam sesudah 30 tahun karena hutangnya yang milyaran rupiah pada BBD dan kelompok pedagang (cengkeh dan tembakau) tidak bisa dibayar kembali (TEMPO, 6 Mei dan 20 Mei). Dir-Ut PT Betul, A Hok, akhir-akhir ini sering menghilang dari posnya, lebih senang berdiam ',i Medan. Pengusaha yang berusia 38 itu mempunyai beberapa perusahaan lain di Medan. Dalam menghadapi hutang, menurut orang bawahannya, dia "main buka lubang satu dan tutup lubang lainnya." Karyawan dan buruhnya di PT Betul minggu lalu tinggal 300, merosot dari 1200 pada awal tahun ini. Tidak pula semua pekerjanya yang bersisa itu masih bekerja penuh. Para kreditornya, termasuk BNI 1946, kelihatan berharap supaya perusahaan itu tidak sampai ditutup. Namun PT Betul betul-betul sudah sempoyongan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus