"DEALER kuno" begitu Winarto Soemarto, 54 tahun, membahasakan dirinya. Sejak ditugasi membenahi kemelut Bank Duta, bankir kawakan ini tampak semakin mengelabu rambutnya dengan onggokan putih di bagian depan. Anehnya, meski sibuk dan kurang tidur, berat badannya bertambah 2 kg. "Saya ini 26 tahun kerjanya lihat neraca terus. Jadi, kalau membaca neraca (yang dibuat-buat), bisa ketawa," ujarnya tersenyum penuh arti. Winarto, lulusan ~Fakultas Hukum Universitas Airlangga, merintis kariernya di BNI sejak 1964. Tahun 197~7 ia dipercaya memimpin BNI cabang~ Tokyo, dan sesudah menempati banyak pos di Eropa, terakhir ia memimpin Indover Bank (anak perusahaan BI) di Amsterdam (1985-86). TEMPO baru diberi kesempatan wawancara dengan Winarto Sabtu pekan lalu, yang berlanjut Senin pekan ini. Banyak yang ditanyakan, tapi Pak Win bukan tipe yang suka ceplas-ceplos. Bicaranya perlahan, kata demi kata, sementara Max Wangkar, Mohamad Cholid, dan Wahyu Muryadi dari TEMPO mencatat dan merekam. Petikan wawancara itu: Dari mana suntikan dana milik pemegang saham mayoritas itu berasal? Kalau Saudara, misalnya, menaruh uang ke Bank Duta, saya kan tidak akan tanya dari mana uang itu. Kabar-kabar di luar itu karena dipengaruhi oleh desas-desus yang tak betul. Orang kan sukanya menduga-duga. Tapi biarlah, masyarakat sendiri yang menilai. Belum lagi soal desas-desus PHK, yang membuat resah pegawai. Saya jadi sedih. Soal kerugian yang jumlahnya 419 juta dolar? Selama ini angka-angka tersebut dibukukan dalam neraca yang tidak benar. Itulah yang terjadi. Kini, sistem operasional administrasi ~dan: pengawasannya, terutama yang berkaitan dengan perdagangan valas, sedang kami teliti lebih jauh, begitu pula dokumennya . Sebagian besar dokumen sulit ditelusuri karena non~elivery. Apa itu margin trading nondeli~very, lihat text-book. Kalau banyak pakar yang berkomentar tak mungkin ada kerugian sebesar itu, saya jadi termangu. Saya heran. N~gerti tenan opo ora (mengerti benar apa tidak?) Ini bisa terjadi di mana saja karena administrasi dan peng~awasan yang tidak tertih. Lalu~ bagaimana sebaikn~ya melakukan ~trading valas? Harus tahu betul segala variasinya. Sistem prosedur operasionalnya harus diatur secara tertib dan teliti. ~Harus disiplin dan taat pada semua ketentuan yang telah digariskan. Semua pimpinan harus tahu. Tak ada seorang pimpinan pun yang kemudian menga~akan, wah saya tidak tahu. Pengawasannya harus betul-betul dari dokumen satu dengan dokumen yang lain. Pengecekannya dari berbagai aspek. Dalam soal ini, banyak bank di dunia sering belum tertib. Margin trading ini memang memerlukan penanganan khusus. Untuk yang akan datang kita tid~ak mengulangi kesalahan itu. Bagaimana pembenahan valas itu dilakukan? Pembenahan dagangan valas meliputi empat hal. Pertama, transaksinya harus jelas. Kedua, tegaskan kembali manual tata kerjanya. Itu kan sudah ada, cuma bagaimana melaksanakan prosedurnya, jalan apa tidak. Ketiga, tertibkan administrasinya, membukukannya masuk subrekening dan rekening buku besar yang benar. Keempat, mengawasi transaksi, dari slipnya sampai memasukkan ke daftar Rugi/Laba. Tiap hari harus diketahui dan diteliti. Sudah ada kontak dengan para karyawan Bank Duta? Beberapa hari yang lalu, saya sudah bertemu dengan seluruh pengurus persatuan karyawan BD. Mereka berjanji akan lebih disiplin dan terus membantu membenahi BD. Selain itu, yang juga penting adalah meningkatkan pendapatan dan mengendalikan biaya. Ini program jangka pendek dan panjang menjelang RUPS tanggal 24 Oktober. Setelah 24 Ok~ober, realisasi program seluruh tahun 1990 akan kami tinjau. Pokoknya, sampai akhir 1990 ini, kami harus kerja keras untuk mencapai target tahunan yang ditetapkan sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini