Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan dampak dari aksi pemboikotan produk yang terafiliasi dengan Israel sudah mulai dirasakan oleh pelaku usaha. Ia mengungkapkan penjualan produk-produk tersebut terus menurun dalam beberapa minggu terakhir sejak aksi boikot mulai dilakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya kira ini mengindikasikan bahwa sedikit banyak aksi boikot itu memang sudah berdampak terhadap beberapa brand ritel yang terasosiasi atau dinilai terasosiasi dengan Israel," ujar Yusuf saat dihubungi Tempo pada Jumat, 8 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akan tetapi, ia menuturkan sejauh aksi perang yang dilakukan oleh Israel ke Palestina masih terjadi. Sehingga, menurutnya, dampak langsung dari aksi boikot ini terhadap kondisi Israel itu belum terlalu besar. Namun, ia menilai apabila aksi boikot itu dilakukan secara masif dan berkelanjutan, pada akhirnya langkah ini akan ikut mempengaruhi keputusan ataupun kondisi konflik Israel dan Palestina.
Sementara itu, Yusuf berpendapat masih terlalu dini untuk mengukur dampak aksi pemboikotan produk Israel terhadap perekonomian Indonesia. Dalam konteks ekonomi makro, ujar Yusuf, tentu aksi ini berpotensi menimbulkan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal.
Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah harus segera mengantisipasi dampak buruk tersebut. Misalnya, ucap Yusuf, dengan cara memastikan kondisi inflasi untuk harga pangan relatif terjaga. Sehingga jika PHK besar terjadi, kondisi itu tidak menambah beban bagi mereka yang terkena dampak langsung dari PHK tersebut.
"Saya kira juga kita belum bisa menyimpulkan apakah PHK besar-besaran ini murni karena aksi boikot atau ada hal lain yang tidak teranalisa secara utuh dari suatu perusahaan yang melakukan PHK tersebut," ujarnya.
RIANI SANUSI PUTRI