Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain KHM, dalam surat keputusan UMR baru itu, pemerintah juga menetapkan perhitungan berdasarkan sektor pekerjaan, sehingga antara buruh sektor industri dan perkebunan besar, upah minimum sektoral regionalnya (UMSR) bisa berbeda. Di Sumatra Utara, misalnya, Bomer mencatat ada 40 sektor yang berbeda.
Lalu, apakah dengan perhitungan baru ini kebutuhan hidup buruh akan lebih tercukupi? Jika menggunakan dasar perhitungan lama, yakni kebutuhan fisik minimum (KFM) yang mencakup sandang, pangan, dan papan yang dikenal sejak 1956 di Indonesia, penerapan UMR baru ini pun masih "ketinggalan kereta".
Dalam catatan TEMPO (lihat infografis: Perbandingan UMR dengan Kebutuhan Fisik Minimum di Daerah Industri Indonesia), sejak 1996 hingga akhir 1999, pemerintah tidak pernah menetapkan UMR di atas KFM. Ketika tahun lalu seorang buruh di Surabaya berhak memperoleh UMR Rp 132.500, kebutuhan hidupnya 2,5 kali lipat lebih tinggi. Sekarang, kendati kesenjangan ini telah berkurang menjadi 1,4 kali lipat, angka ini bisa melar lebih besar bila komponen biaya kesehatan, pendidikan, dan rekreasi turut diperhitungkan.
Menanggapi kerumitan perhitungan ini, pengamat ekonomi M. Ichsan menyarankan agar pemerintah mencabut saja UMR. Lebih baik serahkan mekanisme penentuan besarnya upah kepada serikat pekerja di perusahaan. Alih-alih mau menerapkan UMR secara konsisten, bisa jadi, dalam prakteknya, perusahaan hanya akan mengejarnya pas bandrol.
Mungkin Ichsan benar. Malah bisa saja dengan alasan mengejar efisiensi, pemilik perusahaan lantas melakukan perampingan tenaga kerja. Jika skenario pahit ini yang terjadi, UMR tak lebih ibarat "gula-gula" saja bagi pekerja. Mereka asyik mengisap manisnyayang tidak bertahan lamadan lupa akan upaya perbaikan nasib.
Perbandingan UMR dengan Kebutuhan Fisik Minimum di Daerah Industri Indonesia | ||||||||
Nama Kota | 1996/1997 | 1997/1998 | 1998/1999 | 1999/2000 | ||||
UMR | KFM | UMR | KFM | UMR | KFM | UMR | KFM | |
Surabaya Bekasi Tangerang Lebak Batam Kal-Tim Irianjaya Lampung Sul-Teng | 120.000 156.000 156.000 142.000 220.000 138.000 154 500 114.000 96.000 | 165.000 195.000 195.000 180.000 284.000 183.000 193.500 159.000 141.000 | 132.500 172.500 172.000 157.000 235.000 153.000 170.000 126.000 106.000 | 177.000 212.000 212.000 195.000 332.650 205.500 213.500 174.900 136.600 | 132.500 172.500 172.500 157.500 253.000 153.000 170.000 126.000 106.500 | 344.500 369.700 369.700 284.500 508.000 367.500 345.500 323.900 266.600 | 236.000 286.000 286.000 225.000 300.000 233.000 315.000 192.000 203.000 | 353.100 382.000 382.000 283.400 493.700 384.000 357.900 334.700 276.100 |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo