Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Kejayaan Inggris di Padang Oscar

Academy Award kembali didominasi produksi studio besar. Tahun ini merupakan awal kebangkitan sinema Inggris.

26 Maret 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PESTA kembali digelar. Karpet merah kembali terbentang. Telepon studio Armani sudah pasti bernada sibuk tak berkesudahan karena karyanya identik dengan malam besar anugerah Academy Award setiap tahun.

Jutaan pasang mata dari seluruh jagat menembak Shrine Auditorium, Los Angeles, tempat terselenggaranya perhelatan akbar Academy Award tahun ini. Oscar adalah lubang hitam yang mampu menyerap dengan dahsyat perhatian publik. Di antara deretan tubuh semampai dan wajah elok rupawan yang masih jadi gimmick, mata dunia kala ini tertuju pada sesosok asing yang berasal dari luar habitat Hollywood.

Orang asing itu adalah Sam Mendes. Sutradara Inggris yang semula banyak berkiprah di drama panggung itu menohok dengan delapan nominasi terbaik untuk film garapannya, American Beauty. Film debutan pria 35 tahun ini berhasil menembus delapan kategori terunggul, masing-masing aktor dan aktris terbaik, sinematografi, sutradara, editing, cerita asli, dan naskah.

Sam tidak sendirian. Masih ada kawan sebangsanya, Michael Caine (The Cider House Rules) dan Jude Law (The Talented Mr. Ripley), yang masuk dalam nominasi aktor pendukung terbaik. Sedangkan aktris kelahiran Nottingham, Samantha Morton, nangkring dalam deretan daftar unggulan aktris pendukung karena aktingnya dalam film Sweet and Lowdown. Kemunculan mereka dalam daftar deretan kategori unggulan ini dipandang sebagai geliat awal industri sinema Inggris.

Invasi sineas dan bintang-bintang Inggris dalam nominasi Oscar tahun ini menjadi bumbu penyedap Oscar kali ini. Dan kehadiran mereka menjadi topik hangat dalam berbagai diskusi menjelang acara ini digelar. Namun, bagi Hollywood, hal ini terasa ironis. Saat film-film mereka kembali merajai perhelatan ini, setelah sebelumnya sempat terseok dengan serbuan film-film independen, toh yang mendominasi panggung akbar ini justru berasal dari luar Hollywood.

Bumbu lainnya? Tentu saja kabar tentang raibnya 54 statuette atau piala berlapis emas setinggi 34 sentimeter dan seberat 3,8 kilogram dari tempat penyimpanan di Bell, Los Angeles—meski akhirnya bisa ditemukan kembali. Kedua hal itu membuat Oscar tahun ini memiliki daya tarik yang besar dan membuat pengumuman pemenang Oscar, yang jadi puncak acara, makin ditunggu. Lantas, siapa pantas mendapat Oscar?

Tak gampang dicari. Soalnya, penentuan pemenang ini ditentukan dari jumlah kartu suara yang telah diberikan kepada anggota pemilih yang tersebar di beberapa wilayah Amerika Serikat dan luar negeri. Kartu-kartu itu kemudian ditabulasi oleh PricewaterhouseCoopers dengan pengawasan panitia. Hasil akhir penghitungan kartu suara itulah yang kemudian dimasukkan dalam amplop dan dibacakan.

Hingga turunnya berita ini, para kritikus film agaknya sudah segendang sepenarian untuk menunjuk American Beauty sebagai yang bakal meraup Oscar untuk kategori film terbaik. Tandanya bisa dilihat dari Screen Actors Guild Award, acara penghargaan sejenis yang diadakan pekan silam. Dalam acara itu, American menyabet empat penghargaan terbaik untuk kategori film, sutradara, aktor, dan aktris. Namun, itu tak membuat Mendes berbesar kepala. ''Hasil ini belum menjamin saya akan mendapat hal serupa di Oscar nanti," katanya malam itu.

Film ini memang istimewa. Menurut sutradara Mira Lesmana, komedi hitam tentang kelas menengah Amerika Serikat ini layak mendapatkan Oscar. ''Sam Mendes berhasil memberikan sentuhan yang memukau dan berbeda. Selera humornya sangat artistik dan langsung menusuk pada target," ujarnya.

Oscar adalah ganjaran yang setimpal buat Mendes, termasuk untuk kategori sutradara terbaik. Ia lebih bersinar ketimbang nominee lainnya, Spike Jonze (Being John Malkovich), Lasse Hallström (The Cider House Rules ), Michael Mann (The Insider), dan M. Night Shyamalan (The Sixth Sense). Pasangan pemeran utama film ini, Kevin Spacey dan Annete Bening, yang bermain gemilang, meraup posisi puncak.

Penilaian kritikus film ini, termasuk Mira Lesmana, memang subyektif. Tapi polling yang dilakukan di beberapa situs internet boleh dijadikan pegangan yang lebih obyektif. Simak saja hasil polling yang dilakukan situs Internet Movies Database. Hasilnya tak jauh berbeda. Sebagain besar responden memilih American Beauty sebagai film terbaik (66 persen), disusul The Sixth Sense (16 persen), sedangkan hasil tiga nominee lainnya di bawah 10 persen.

Untuk kategori sutradara terbaik, Mendes adalah sutradara yang banyak dipilih responden (47 persen). Duet pemeran utama American, Kevin Spacey dan Annete Bening, lagi-lagi mendapat suara terbanyak. Sayangnya, situs ini tidak menyebutkan jumlah responden yang ikut dalam polling ini.

Apa pun hasilnya, kian hari Oscar tidak lagi milik Hollywood. Kedigdayaan American Beauty seolah menjadi pertanda segera surutnya kejayaan studio besar di ritus manusia modern ini.

Irfan Budiman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus