Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sekolah Aset di Ponsel Pintar

PT Pegadaian ingin mengimbangi disrupsi teknologi finansial. Memanfaatkan aplikasi yang sudah berjalan.

26 Mei 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aplikasi Pegadaian Digital./Tempo/Ratih Purnama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah PT Pegadaian (Persero) menyediakan layanan berbasis digital sejak tahun lalu, badan usaha milik negara itu kini mencoba menghadirkan jasa pengantaran gadai sesuai dengan permintaan alias on-demand delivery service. “Sedang uji coba. Semoga dalam satu dan dua bulan ini selesai,” kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian Harianto Widodo di kantornya di Jakarta, Selasa, 21 Mei lalu.

Jasa pegadaian jenis ini belum akan menghilangkan proses tatap muka secara penuh. Tapi nasabah tidak perlu lagi datang ke gerai untuk “menyekolahkan” aset dan mencairkan pinjaman. “Nasabah tinggal bertatap muka dengan kurir untuk menyerahkan obyek gadainya,” tutur Harianto.

Gadai on-demand delivery service adalah proyek lanjutan dari Pegadaian Digital Service (PDS), platform PT Pegadaian berbasis aplikasi digital. Diluncurkan pada April tahun lalu, PDS kini berperan sebagai kantor Pegadaian di telepon seluler pintar nasabah atau calon nasabah.

Perangkat ini menyediakan lima fitur utama, yaitu tabungan emas, pembayaran, pembiayaan usaha, pembelian logam mulia, dan gadai. Kami mencoba fitur terakhir. Inilah fitur yang menyajikan layanan Kredit Cepat Aman alias fitur utama Pegadaian, yaitu gadai. Ada tujuh obyek gadai yang tersedia, yakni perhiasan, logam mulia, ponsel, elektronik, kendaraan, laptop, dan tabungan emas.

Calon nasabah memilih jenis obyek gadai, lalu mengisi data obyek. Setelah itu, keluar taksiran jumlah pinjaman berdasarkan nilai obyek gadai. Calon nasabah kemudian menentukan lokasi gerai dan tanggal kedatangan untuk menyerahkan aset serta mengambil pinjaman. “Dengan on-demand delivery service, nasabah cukup diam di rumah,” ujar Harianto. “Ada ojek online yang mengambil obyek.” Berbarengan dengan jasa pengantaran gadai, produk baru disiapkan Pegadaian, yakni gadai efek.

Otoritas Jasa Keuangan mengakui Pegadaian adalah satu-satunya perusahaan gadai yang paling maju menerapkan perkembangan teknologi. Tak aneh bila dari total aset industri pegadaian pada 2018 yang mencapai Rp 55,7 triliun, aset Pegadaian sendiri mencapai Rp 52,2 triliun alias 95 persen.

Direktur Pengawasan Lembaga Keuangan Khusus OJK Supriyono mengatakan Pegadaian sudah mengarah ke layanan online seperti pemain teknologi finansial. Namun, menurut dia, ada kerumitan bila industri pegadaian harus benar-benar online sepenuhnya, mengikuti gaya bisnis perusahaan finansial berbasis teknologi. “Daftar bisa lewat online, tapi tetap ada agen untuk ambil obyek gadai,” kata Supriyono di kantornya di Jakarta, Senin, 20 Mei lalu.

Menurut Harianto, sudah menjadi garis perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Selain menggelar PDS, tahun lalu perusahaan berancang-ancang ikut bermain di bisnis pembiayaan dan kredit berbasis teknologi finansial. Awalnya, Pegadaian ingin berperan sebagai penyedia dana (lender) buat perusahaan rintisan peer-to-peer lending. Belakangan, strategi itu berubah. “OJK minta kami ikut berperan menurunkan bunga pinjaman online,” ucapnya.

Dengan permintaan itu, Pegadaian sedang menimbang langkah menjalankan sendiri bisnis pembiayaan dan kredit seperti pemain teknologi finansial. Agar prosesnya lebih mudah, Pegadaian berencana menggandeng pasar online yang sudah mapan seperti Tokopedia dan Bukalapak.

Pembicaraan sudah digelar. Skemanya, Pegadaian akan menyediakan platform dan dana pinjaman, sementara Bukalapak dan Tokopedia yang bertugas mengurasi- pedagang yang layak mendapat pinjaman. “Kami turun sendiri. Arahnya akan ke sana,” tutur Harianto.

Menurut dia, Pegadaian harus bergerak cepat memanfaatkan kemajuan teknologi. Persaingan bukan hanya dengan perusahaan teknologi finansial. Perusahaan juga bersaing dengan industri pembiayaan, yang sudah bisa bermain di usaha pembiayaan tunai—bisnis yang selama ini dikuasai perbankan dan pegadaian.

KHAIRUL ANAM, PUTRI ADITYOWATI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Khairul Anam

Khairul Anam

Redaktur ekonomi Majalah Tempo. Meliput isu ekonomi dan bisnis sejak 2013. Mengikuti program “Money Trail Training” yang diselenggarakan Finance Uncovered, Free Press Unlimited, Journalismfund.eu di Jakarta pada 2019. Alumni Universitas Negeri Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus