Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lahan persawahan seluas 9.368,5 hektare di Jawa Tengah terendam banjir di tengah kenaikan harga beras selama dua bulan pertama 2024. Banjir juga merendam lahan pertanian komoditas lain seperti jagung dan bawang merah. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah Supriyanto menyebut banjir yang merendam lahan pertanian di wilayahnya itu berpotensi menurunkan hasil panen dari target.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ada risiko hasil panen berkurang,” ujar dia pada Jumat, 1 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data Dinas Pertanian dan Perkebunan atau Distanbun Jawa Tengah mencatat daerah yang lahan pertaniannya paling luas terdampak banjir adalah Kabupaten Grobogan. Di sana banjir merendam 5.348 hektare sawah.
Kemudian disusul oleh Kabupaten Demak seluas 3.067 hektare. Rinciannya lahan pertanian padi 2.937 hektare, jagung 126 hektare, dan bawang merah 4 hektare. Banjir di Demak tersebut juga melumpuhkan jalan nasional jalur pantai utara atau Pantura selama sepekan lebih.
Salah satunya banjir yang menerjang padi siap panen di Desa Cangkring Rembang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Seluruh wilayah di desa tersebut direndam banjir sejak Jumat, 9 Februari 2024. Banjir menggenangi lahan pertanian di sana selama satu pekan.
Akibat banjir tersebut, padi yang telah menguning rusak. “Ada yang busuk, tukul cambah (tumbuh kecambah). Rusak pokoknya,” kata salah seorang petani, Muhaimin, 35 tahun. Seluruh padi tanamannya rusak diterjang banjir.
Di Kabupaten Brebes banjir merendam 1.181,5 hektare lahan pertanian. Terdiri atas 871,5 lahan pertanian padi, 119 hektare jagung, dan 191 bawang merah. Kemudian di Kabupaten Kudus banjir menggenangi 212 sawah.
Menyikapi banjir di sejumlah daerah itu, Distanbun berencana mengucurkan bantuan untuk wilayah terdampak. Antara lain benih padi, pupuk urea, mesin pemanen, traktor, pompa air, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, dan pencairan Asuransi Usaha Tani Padi atau AUTP.
JAMAL ABDUN NASHR