Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Setelah 34 Tahun

Beberapa pengusaha dari kadin pusat mengikuti rombongan menhankam, m. yusuf ke wilayah indonesia timur. dari kunjungan itu muncul banyak gagasan membangun daerah itu. (eb)

22 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERJALANAN 12 orang pengusaha dari Kadin Pusat disertai 1 Sekjen dan 2 orang Dirjen yang mengikuti perjalanan Menhankam Jenderal M. Jusuf ke Indonesia Timur, rupanya akan mendatangkan harapan haru bagi daerah itu. Walau semuanya itu masih berupa rencana. Selama sepekan -- dari tanggal 2-8 Desember lalu -- Hasjim Ning dkk meninjau berbagai daerah. Berseragam militer kadang harus naik truk terbuka penuh debu, mereka mengunjungi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku sampai Wamena di lembah Baliem Irian Jaya. Di situ Sudwikatmono, Dir-Ut PT Indocement, sempat geleng kepala melihat harga semen Rp 25 ribu per zak, gula Rp 800/kg dan sayur yang ditanam di daerah itu mencapai Rp 450/kg. Tingginya harga itu menurut Ning karena ongkos angkutan yang mahal. Satunya alat angkutan yang bisa mencapai Wamena adalah pesawat udara, sehingga tak mengherankan jika harga begitu melangit. Ongkos angkut BIak-Wamena saja Rp 500/kg. "Itu juga disebabkan pejabat daerah latah, suka meniru yang sebenarnya tak cocok dengan lingkungan," kata Dir-Ut PT Pantja Niaga, Djukardi Odang. Padahal di sana lebih mudah mendapatkan kayu daripada semen. Peninjauan itu "membuat Kadin mawas diri," tutur Abdul Latief, Dir-Ut PT Sarinah Jaya yang juga ketua hidang perdagangan Kadin. Latief melihat jurang pembangunan antara pusat dan daerah amat curam, meskipun kita sudah merdeka 34 tahun." Dan aparat perhubungan, perdagangan dan keuangan menurut dia seakan-akan membiarkan daerah itu terkebelakang. Koordinasi antar departemental belum jalan. Buktinya di hampir seluruh daerah yang dikunjungi barang-barang kurang dan harganya mahal. Kalkulasi Tinggi Untuk itu dalam waktu singkat menurut Hasjim Ning Kadin akan membentuk departemen pembangunan dan pemerataan yang akan diketuainya sendiri. Kadin juga akan membentuk trading house, suatu perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. "Rencana itu baik," sambut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kardjono, yang juga menyertai perjalanan Menhankam itu. Tapi dia menyangkal aparatnya tidak berbuat sesuatu untuk kelancaran arus barang. Dua bulan lalu, Kardjono meresmikan pembukaan gudang berkapasitas 5000 ton di Lembar, Lombok Selatan. Depdagkop juga akan membangun pergudangan di Kupang atau Maumere (NTT). Tapi gudang yang akan dikelola oleh persero pemerintah PT Banda Graha Reksa itu baru akan berfungsi jika Pertamina juga membangun dipo atau sub dipo buat penimbunan bahan bakar. Tanpa tersedianya bahan bakar di daerah kapal tak akan mau mampir di sana. Menurut Kardjono kunci pokok halnya harga di daerah bersumber pada kalkulasi yang tinggi. Selama ini angkut barang ke Indonesia Timur ke NTB, NTT dan Irian Jaya dilakukan oleh kapal charter. Karena itu tarifnya mahal sebab perusahaan pelayaran memperhitungkan fright untuk pulang pergi. Untuk menekan tarif kapal itulah Depdagkop ikut membangun pergudangan. Sehingga masalah angkutan laut yang gawat itu berangsur-angsur bisa dikurangi. Kunjungan ke daerah tampaknya cukup menggugah hati para pengusaha. "Perjalanan itu menimbulkan banyak ide kepada saya," kata Aburizal Bakrie, salah seorang ketua Kadin yang bergerak di bidang industri dan eksportir hasil bumi. Misalnya rencana pembangunan pabrik gula mini di Flores, mendirikan pabrik ubin di Timor Timur, perkebunan cokelat di Irian Jaya atau membangun industri perikanan di Maluku. "Semuanya itu kini sedang dicari partner dan dananya," kata Baramuli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus