Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri layanan uang elektronik (e-money) Paytren Yusuf Mansur bertekad akan membeli bank lagi dan unicorn (sebutan untuk perusahaan startup yang nilainya di atas 1 miliar dolar Amerika Serikat). Tekad itu disampaikan saat peluncuran e-money Paytren di Pesantren Daarul Qur’an di Tangerang, Jumat 1 Juni 2018. Peluncuran itu dihadiri 11 menteri dan pejabat setingkat menteri.
“Insya Allah, kami siap beli-beli (startup) unicorn. Kami juga siap membeli 15 bank dalam kurang dari tiga tahun,” kata Yusuf Mansur. “Dan itu bukan hal muskil.”
Paytren, memang telah membuka jalan untuk pengumpulan dana dari masyarakat (crowdfunding). Paytren, kata Yusuf Mansur, punya potensi mengelola dana sebesar Rp 30 triliun sebulan.
“Itu bukan hal mustahil karena sebelum layanan kami dihentikan oleh Bank Indonesia, Paytren telah mengola Rp 2,3 triliun,” ujarnya.
Dengan model pengumpulan dana gotong royong seperti Paytren, peluang untuk membeli bank lagi dan unicorn, menurut Yusuf Mansur, bukan hal mustahil. “Bulan lalu kami sudah membeli saham bank BRI Syariah.”
Baca: Mantap Beli Saham BRI Syariah, Paytren Siapkan Dana Rp 500 M
Yusuf punya hitungan sederhana. Bila anggota Paytren sudah mencapai 60 juta orang, maka dana kelolaan perusahaan bisa mencapai Rp 120 triliun. Jadi setiap orang hanya perlu menyediakan uang Rp 2 juta setahun atau Rp 166,7 ribu per bulan.
Menurut Yusuf, bila masyarakat Indonesia bersatu dalam ekonomi, “Maka ekonomi Indonesia tidak mustahil setara dengan ekonomi Eropa dan ekonomi Kelurahan Ketapang bisa setara Inggris Raya,” ujarnya lagi.
Yusuf merintis layanan Paytren pada 2013. Perusahaan teknologi finansial atau fintech ini memiliki hampir 2,2 juta mitra yang tersebar di dalam negeri dan 35 negara lain.
Baca juga: Selain Paytren, Ini 5 E-Money yang Direstui Bank Indonesia
Pemberian izin Paytren disambut baik oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Kehadiran Paytren, kata Rudiantara, bisa meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. “Sekarang inklusi keuangan di Indonesia hanya 36 persen,” ujar Rudiantara. “Jutaan orang Indonesia belum mendapatkan layanan perbankan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rudiantara menuturkan pemerintah menargetkan adanya kenaikan inklusi keuangan hingga 75 persen. Adapun saat ini cakupan operator seluler di Indonesia telah lebih dari 75 persen. Adanya Paytren, kata Rudi lagi, bisa mempercepat pencapaian target tersebut.
BS
Lihat juga video: Anak Muda Ini Lahirkan Unicorn Bernilai Triliunan Rupiah dari Garasi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini