BARU-baru ini, menjelang kenaikan harga BsM, Pertamina
mengadakan percobaan LPG (Liquefied Petroleum Gas) sebagai bahan
bakar mobil. Di antara bahan bakar yang ada, pemanfaatan LPG
akan lebih diutamakan. "Karena ia keluar bersama minyak," kara
Menteri Pertambangan dan Energi Subroto.
Uji-coba LPG (populer dengan sebutan Elpiji) berlangsung di
jalan bebas hambatan Jagorawi. Percobaan itu hendak
membandingkan penggunaan bahan bakar bensin dan Elpiji.
Percobaan si pijar-biru di Jagorawi itu dilaksanakan P›rtamina
bekerjasama dengan PT Jaya Gas Indonesia, dealer Elpiji pertama.
Data-data sementara yang diperoleh darl percobaan lapangan itu
"menunjukka penggunaan LPG lebih efisien daripada bensin,"
begitu kata Ir. Ichsan, 41 tahun, Dir-Ut PT Jaya Gas Indonesia.
Dari mobil Kijang (1166 cc) buatan 1978 diketahui 1 liter
bensin menempuh jarak 10 km, sedangkan dengan 1 kilogram Elpiji
mencapai 15 km. Lagipula Elpiji itu mengurangi racun yang
menyembur dari knalpot.
Selain di jalan mulus Jagorawi, percobaan itu akan dilanjutkan
pula di daerah pegunungan. Hingga seluruh percobaan akan
mencapai jarak tempuh 15 sampai 20.000 km. Kepala Divisi
Pemasaran Dalam Negeri Pertamina, R.F. Lucas memperkirakan
seluruh percobaan akan memakan waktu 1 tahun.
Percobaan atau malahan penggunaan Elpiji untuk mobil sebenarnya
bukan berita baru. Jepang sudah lama melakukannya. Taksi-taksi
Belanda, menurut Lucas, sudah berseliweran dengan gas itu. Jadi
uji-coba yang dilakukan sekarang ini, menurut Direktur
Pembekalan Dalam Negeri Pertamina Joedo Sumbono, "untuk
mengetahui penyesuaian apa yang diperlukan bagi penggunaan LPG
pada mobil Indonesia yang beriklim tropis. "
Menyita Bagasi
Untuk waktu sekarang efisiensi Elpiji itu tidak dengan
sendirinya mengakibatkan lebih murahnya penggunaan gas itu.
Sebab harga Elpiji per kg Rp 270 (mungkin akan naik kalau
ikut-ikutan menyesuaikan diri), sedangkan bensin super setelah
dinaikkan 57% kini Rp 220/liter.
Tingginya harga Elpiji ini karena produksinya yang masih kecil.
Maklum penggunaannya baru terbatas pada kebutuhan rumahtangga
dan bidang industri tertentu. Lagi pula rendahnya harga BBM
karena tekanan subsidi (untuk tahun 1980/81 berjumlah Rp 828 mi
Ivar).
Selain mahalnya harga Elpiji adalagi yang membuat orang menolak
untuk berpindah ke sana. Hingga menghalangi rencana
penganeka-ragaman bahan bakar. Soalnya ke tubuh mobil masih
harus ada peralatan yang ditambahkan. Pertama Carburetting
conversion kit yang harganya sekitar Rp 800.000 plus satu tangki
yang betul-betul aman seharga Rp 300.000. "Mana ada orang mau
pakai sekarang," sahut Ir. Ichsan. Lagipula bagasi ikut disita
untuk menempalkan tangki Elpiji.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini