Lakon Si Buruk dan Si Baik

Pemerintah akan menyelamatkan Jiwasraya dengan bantuan modal negara. Ada rencana tambahan untuk menutup keterbatasan anggaran.

17 Oktober 2020 | 00.00 WIB

Perbesar

Tayangan suasana jalannya sidang pembacaan vonis untuk mantan Direktur Utama PT AJS Hendrisman Rahim bersama mantan Direktur Keuangan PT AJS Hary Prasetyo, mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan PT AJS Syahmirwan dan Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono Tirto di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 12 Oktober lalu. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

Pemerintah akhirnya menggelontorkan modal negara untuk menyelamatkan Jiwasraya.
Diwarnai perdebatan antarkementerian karena belum adanya kejelasan pengembalian kerugian dalam perkara korupsi Jiwasraya.
Duit tak serta-merta digunakan untuk membayar klaim nasabah.

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan Indonesia Financial Group (IFG) Life sedang bermain peran. Jiwasraya menjadi “Si Buruk”. IFG Life, yang sebenarnya belum lahir, menjadi “Si Baik”. Lakonnya: Si Buruk bakal dihabisi, tersisa Si Baik yang hidup.

Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini

Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
Akses penuh seluruh artikel Tempo+
Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
Fitur baca cepat di edisi Mingguan
Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo

Lihat Benefit Lainnya

skandal-jiwasraya

jiwasraya

anggaran-pendapatan-dan-belanja-negara-apbn

Khairul Anam

Redaktur ekonomi Majalah Tempo. Meliput isu ekonomi dan bisnis sejak 2013. Mengikuti program “Money Trail Training” yang diselenggarakan Finance Uncovered, Free Press Unlimited, Journalismfund.eu di Jakarta pada 2019. Alumni Universitas Negeri Yogyakarta.

Edisi 17 Oktober 2020