Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyampaikan realisasi lifting migas sepanjang tahun 2017 tidak mencapai target. Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi menyebut lifting migas hanya mencapai 98,93 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Target dalam APBNP 2017 itu 1965 ribu bopd (barrel oil per day) tapi realisasi hanya 1944 ribu bopd," kata Amin dalam Konferensi Pers "Kinerja 2017 dan Target 2018 Industri Hulu Migas" di Kantor Pusat SKK Migas, Jakarta, Jumat, 5 Januari 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amin menuturkan capaian lebih rendah dialami oleh lifting minyak bumi. Capaian lifting minya bumi selama 2017 hanya mencapai 98,6 persen, dari target sebesar 815 ribu bopd, realisasi hanya 803,8 ribu bopd. Sementara untuk gas bumi, realisasi lifting mencapai 99,2 persen, dari target 1.150 ribu boepd (barrel oil equivalent per day), hanya terealisasi 1.140 boepd.
Untuk minyak bumi, realisasi lifting dari sejumlah KKKS ( Kontraktor Kontrak Kerja Sama), Mobil Cepu Ltd di Blok Cepu yang mencapai terget. Dari rencana lifting 201,5 bopd, terealisasi hingga 101,4 persen atau sekitar 204,3 bopd. Sebagian KKKS lain yang tidak mencapai target lifting yaitu Chevron Pacific Indonesia di Blok Rokan, dari target 229,1 bopd, realisasi 97 persen atau sebesar 222 bopd, lalu Pertamina EP dengan blok seluruh Indonesia, dari 81 bopd, tercapai 94,9 persen atau sekitar 76,6 bopd.
Sementara untuk gas bumi, tiga KKKS utama tak mencapi lifting yang ditargetkan. Untuk Total E&P Indonesie di Blok Mahakam, dari target lifting 1.298 boepd hanya tercapai 96,7 persen. BP Tangguh di Blok Berau, Wiriagar, Muturi, dari target 986 boepd, hanya tercapai 92,1 persen. Pertamina EP di seluruh blok di Indonesia hanya mencapai lifting 97,4 persen dari target 832 boepd.
Amin menuturkan penyebab lifting tak tercapainya lifting migas oleh sejumlah KKKS terjadi karenq faktor yang beragam. Misalkan untuk lifting minyak bumi Pertamina EP, katanya, tak tercapainya target lifting adalah karena kendala teknis di lapangan. Sementara untuk lifting gas bumi dari Total E&P Indonesie di Blok Mahakam yang tak mencapai tak target, terjadi karena sedang dalam proses transisi. "Jadi intervensi dari operator tidak optimal," ujarnya.
Amin menambahkan, target lifting migas tak tercapai karena ada beberapa WK (Wilayah Kerja) migas yang masih dalam proses pengembangan. Dari 87 WK Eksploitasi, hanya 73 yang sudah berproduksi, sedangkan 14 WK lainnya masih dalam tahap pengembangan. "Tapi secara jumlah, WK Eksploitasi tahun 2017 tetap mengalami peningkatan, dari hanya 85 WK pada 2016," tuturnya.