Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Smelter Nikel Ceria Jadi yang Pertama Dibiayai Perbankan Nasional, Menteri ESDM Targetkan Uji Operasi Akhir Tahun Ini

Menteri ESDM Arifin Tasrif menargetkan commisioning atau uji operasi smelter PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria) akhir tahun ini.

4 Juli 2024 | 16.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan commisioning atau uji operasi smelter PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria) akhir tahun ini. Ia mengatakan hal ini setelah melihat kemajuan fisik proyek smelter di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

"Kami harapkan mechanical completion (konstruksi) selesai Oktober," kata Arifin Tasrif, dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Kamis, 4 Juli 2024. 

Arifin Tasrif mengungkapkan, smelter nikel Ceria merupakan proyek pendanaan pertama yang dibiayai perbankan nasional, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Proyek ini juga termasuk salah satu Proyek Strategis Nasional alias PSN, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020.

ArifinTasrif menjelaskan, smelter nikel Ceria dibangun dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Pada tahap awal, smelter ini dibangun 1 jalur produksi (1 x 72 MVA) untuk mengolah bijih nikel saprolit. Ke depan, smelter akan dibangun sebanyak empat lajur produksi (4 X 72 MVA). "Bertahap, dengan kapasitas produksi 252.700 ton per tahun," katanya.

Lebih lanjut, Arifin Tasrif mengatakan pemerintah terus mendorong penyelesaian sejumlah proyek hilirisasi. Pemerintah sekaligus berharap pelaku industri pemurnial mineral bisa mengembangkan ekosistem untuk produk akhir elektrifikasi. Terlebih, Indonesia memiliki nikel, cobalt, hingga mangan. Sumber daya yang ada itu, kata dia, mesti diintegrasikan.

"Kita harus mengantisipasi, bagaimana industri dalam negeri ini bisa berkembang, cita-cita kita elektrifikasi bisa tercapai," kata Arifin Tasrif.

Lebih lanjut, CEO Ceria Group Derian Sakmiwata mengatakan smelter RKEF Ceria line 1 akan beroperasi dalam dua hingga tiga bulan ke depan. "Ukuran furnace-nya 72 MVA ini yang nanti akan input raw mineral sebesar 1,4 juta metrik ton per tahun di kadar 1,59," ujar Derian. 

Derian menyebut hal itu sebagai langkah awal Ceria. Sebab, pihaknya masih memiliki target membangun 4 jalur RKEF yang akan dibangun secara bertahap. Selain itu, Ceria akan membangun smelter dengan teknologi HPAL alias High Pressure Acid Leaching.

Pilihan Editor: ESDM Kejar Target Rampungkan RUU EBET sebelum Masa Jabatan Jokowi Habis 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus