Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendukung langkah pemerintah menghentikan kran impor pakaian bekas. Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmaja menyebut tidak semua pakaian bekas impor yang masuk Indonesia layak pakai.
"Sisanya menjadi problem. Recycle tidak mudah dan tidak murah. Kalau mudah, pasti di negara maju sudah dilakukan," kata Jemmy dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu sore, 31 Maret 2023.
"Jangan jadikan Indonesia tempat sampah," imbuhnya.
Selain itu, Jemmy menilai kualitas pakaian bekas tidak akan seperti kualitas pakaian virgin atau pakaian baru. Karenanya, dia menyayangkan maraknya kampanye atau promosi di media sosial, seperti TikTok dan Instagram, soal bisnis pakaian bekas. Biasanya konten itu berupa unboxing ball press pakaian bekas impor yang siap dijual.
"Banyak yang promosi, mau jadi reseller kah? Tapi kalau digeluti, tidak seindah itu," ucap Jemmy.
Untuk menghentikan kebiasaan jual beli pakaian bekas impor, Jemmy mengatakan pihaknya bersama industri kecil menengah atau IKM siap menyuplai baju produksi mereka untuk menggantikan baju-baju bekas yang semula dijual para pedagang.
"IKM bukan tidak mampu. Kalau market tersedia, mereka akan kreatif," ucap Jemmy.
Adapun Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan langkah pemerintah menyetop selundupan impor pakaian bekas ilegal sudah tepat. Sebab menurutnya, kebijakan ini mampu memberikan multiplier effect bagi industri pakaian dalam negeri.
"Kami ingin melindungi dan memperkuat industri dalam negeri. Kebijakan ini akan menumbuhkan lapangan pekerjaan yang selama ini mati," kata Teten, Jumat, 31 Maret 2023.
Seiring dengan upaya menghentikan impor pakaian bekas, Teten ingin produk-produk pakaian UMKM maupun IKM lokal yang menggantikan untuk mengisi pasar. Toh, kata dia, pedagang juga bisa fleksibel. Begitu pula dengan permintaan pasar.
"Kalau pakaian bekas hilang dan diisi produk lokal, daya beli pasti ada," ujar Teten.
Teten yakin produk lokal bisa bersaing dengan produk impor, baik dari segi kualitas maupun harga. Karenanya, dia meminta pedagang tidak perlu khawatir. "Tidak akan ganggu rezeki pedagang. Produsen lokal siap mengganti pakaian bekas ilegal tadi," ujarnya.
Pilihan Editor: Ribuan Ton Pakaian Bekas Masuk Indonesia Tiap Tahun, Asosiasi Tekstil: Paling Banyak dari Malaysia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini