Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan berat untuk menjadi presiden jika melihat hasil survei calon presiden beberapa lembaga.
"Saya jujur pasti saya lihat (hasil survei calon presiden). Tapi jauh di bawah. Cuma 1 persen. 1 persen mau jadi presiden, lawannya 35 persen dan 28 persen, berat lah," kata Erick kepada wartawan Tempo Budi Setyarso dalam siaran YouTube Ini Budi, Senin, 12 Juli 2021.
Erick mengatakan grafik survei seperti zaman Joko Widodo atau Jokowi tidak akan terulang. Menurutnya, Jokowi spesial, karena memang memiliki rekam jejak yang spesial.
Dia melihat saat ini terdapat tiga nama yang ada dalam tiga teratas perolehan elektabilitas tertinggi dalam berbagai lembaga survei. Mereka masing-masing Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Erick mengatakan peluangnya sangat kecil, meski mungkin misal ia didukung Jokowi.
"Saya yakin enggak. Bisa saya salah. Tapi saya yakin enggak, kayanya udah itu-itu aja. Apalagi dengan Covid-19 segini, lebih susah lagi. Ga ada keuntungan buat semua," kata dia.
Adapun Erick Thohir muncul dalam bursa calon presiden dalam sejumlah survei untuk Pilpres 2024. Dalam survei Y-Publica yang dirilis akhir Mei, nama Erick memiliki angka elektabilitas mencapai 8,8 persen untuk posisi Cawapres. Ia unggul dari Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Sosial Tri Rismaharini, juga dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dari survei Puspoll Indonesia pada akhir Mei, kinerja Erick Thohir sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju juga mendapat respons positif. Ia berada di peringkat tiga dengan tingkat kepuasan 7,3 menilai sangat baik dan 62,2 persen menilai cukup baik. Ia hanya tertinggal dari Menteri Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Sandiaga Uno dan Mensos Tri Rismaharini.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Erick Thohir: Kita Tidak Mungkin Bergantung Vaksin Covid-19 Impor
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini