Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Solusi Defisit BPJS oleh BPN Prabowo Disebut Gali Tutup Lubang

Solusi yang ditawarkan oleh kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno untuk menyelesaikan defisit BPJS Kesehatan dinilai tak komprehensif.

17 Maret 2019 | 08.41 WIB

Aktivitas pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Senin, 25 Februari 2019. BPJS Kesehatan meluncurkan data sampel yang mewakili seluruh data kepesertaan dan jaminan pelayanan kesehatan. Data ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai dasar penyusunan kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Aktivitas pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Senin, 25 Februari 2019. BPJS Kesehatan meluncurkan data sampel yang mewakili seluruh data kepesertaan dan jaminan pelayanan kesehatan. Data ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai dasar penyusunan kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Solusi yang ditawarkan oleh kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno untuk menyelesaikan defisit BPJS Kesehatan dinilai tak komprehensif. Hal itu disampaikan oleh  Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin, Irma Chaniago.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kami menilai narasi Gamal Albinsaid terkait BPJS Kesehatan tak lebih dari sekadar gali lubang tutup lubang, yaitu dengan memindahkan pos anggaran kementerian lain untuk menyubsidi anggaran BPJS Kesehatan," kata Irma Chaniago di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 15 Maret 2019. "Hal itu tidak efektif dan lebih kepada pencitraan semata."

Hal tersebut menanggapi Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Gamal Albinsaid sebelumnya. Gamal mengatakan masalah yang dialami BPJS Kesehatan sejak tahun 2014 ini adalah defisit anggaran. Untuk mengurangi permasalahan tersebut, solusinya adalah menaikkan anggaran kesehatan dengan cara mengalihkan dari anggaran Kementerian Sosial.

Lebih jauh, Irma menyebutkan, untuk mengatasi defisit BPJS Kesehatan, pemerintah sebetulnya telah memiliki solusi yang komprehensif. Dengan begitu, pemerintah tidak perlu memotong anggaran kementerian lain.

Politisi partai Nasdem itu menambahkan pemerintah saat ini terus berupaya meningkatkan layanan kesehatan di tingkat dasar yakni puskesmas dan klinik. Walhasil, masyarakat tidak langsung datang ke rumah sakit rujukan.

Dengan cara demikian, kata Irma, rumah sakit rujukan dapat lebih fokus menangani penyakit yang  membutuhkan penanganan maksimal. Selain itu, pemerintah juga terus berupaya memaksimalkan iuran bagi peserta, termasuk meningkatkan kontribusi dari pemerintah daerah.

Pasalnya, saat ini pemerintah daerah juga memiliki anggaran pemeliharaan kesehatan masyarakat. "Jadi solusi pemerintah untuk menghindari defisit BPJS Kesehatan cenderung lebih realistis, yaitu mengedepankan penyesuaian tarif per kunjungan, memaksimalkan iuran bagi peserta, kecuali peserta khusus BPJS Kesehatan," kata Irma.

BISNIS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus